“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Slide 1 Code Start -->

ODHA dengan Infeksi Oportunis : Dermatitis Kronis dan SGB

Perbaikan yang begitu cepat hanya dalam waktu 1 bulan pengobatan. Alhamdulllah

Control Keberadaan Virus HIV

Sangat penting di lakukan Kontrol VL selama Pengobatan Kami

Rasulullah ï·º
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”

Pengobatan hiv di Singapura

Mengapa Orang Indonesia Suka Berobat ke Singapura?


Departemen Kesehatan Indonesia memperkirakan bahwa biaya berobat pasien dari Indonesia ke luar negeri sangatlah besar, bahkan mencapai 100 triliun setiap tahunnya. Negara tujuan berobat yang paling populer adalah Singapura.  Mengapa harus berobat ke Singapura? Apakah dokter disana lebih baik dibandingkan dengan di Indonesia?
Ada beberapa hal yang membedakan antara layanan kesehatan di Singapura dan Indonesia, beberapa diantaranya:

Dokter di Singapura terbiasa membuat diagnosa berdasarkan hasil laboratorium. Bagaiman dengan di Indonesia? Apakah semua dokter atau hanya spesialis saja?Atau tergantung hasil diagnosanya?
Dokter di Singapura terbiasa menolak pasien yang memang bukan bidang keahliannya dan dirujuk ke dokter yang ahli dibidang tersebut, bagaimana dengan di Indonesia?

Peralatan medis rumah sakit di Singapura relatif baru dan merata sehingga memudahkan pasien untuk memilih rumah sakit atau klinik kesehatan, bagaimana dengan di Indonesia? Apakah merata atau hanya di kota besar saja? Beberapa diantaranya sebagai berikut:
  • mount elizabeth hospital
  • gleneagles hospital
  • singapore medical council
  • polyclinic singapore
  • dermatologist singapore
  • singapore polyclinic
  • mount elizabeth novena
  • toa payoh polyclinic
  • mount elizabeth
  • health screening singapore
  • gleneagles hospital singapore
  • psychiatrist singapore
  • mt elizabeth hospital
  • mount elizabeth novena hospital
  • mount elizabeth medical centre
Rumah sakit di Singapura sangat bagus dan gencar melakukan promosi untuk memudahkan pasien khususnya dari Indonesia untuk berobat kesana. Mereka terbiasa sangat peduli terhadap pasien dari Indonesia. 
Misalnya saat anda diminta untuk melakukan cek laboratorium untuk mengetahui kadar gula dalam darah, maka pihak rumah sakit di Singapura akan menghubungi anda mulai malam hari untuk mengingatkan agar pasien cukup istirahat dan jangan lupa untuk puasa besuknya, kemudian keesokan harinya pihak rumah sakit di Singapura akan memandu anda menuju lokasi laboratorium sehingga pasien dari Indonesia yang berobat ke Singapura tidak bingung saat berobat kesana.

Kalangan selebritis di Indonesia mempunyai hobi berobat ke Singapura selain karena gengsi mereka juga merasa lebih yakin terhadap penanganan pasien. Salah satu selebriti yang punya rencana berobat ke Singapura adalah Ahmad Dhani yang akan membawa anaknya AQJ berobat ke sana.

Apakah dokter di Singapura lebih bagus dibandingkan dengan di Indonesia?
Banyak juga Artis dll yang di rawat di singapura juga khirnya meninggal dunia. Olga contohnya

Pengobatan HIV AIDS di Bandung Jakarta Bali Semarang Surabaya Solo

Di Bandung Jakarta Bali Semarang Surabaya Solo dan kota kota besar di indonesia lainnya telah menjamur balai pengobatan alternatif untuk penyakit HIV AIDS dengan berbagai metode pengobatan.

Ini mungkin membuat ODHA binggung kemana harus berobat sedangkan ARV sudah tidak memungkinkan karena efek samping ARV.

APA YANG SEBAIKNYA DI LAKUKAN ODHA sebelum berobat.
  1. Sholat Istiharoh mintalah petunjuk ALLAH Swt.  
  2. Cek and Ricek metode pengobatannya. apakah metode nya masuk akal dan ada bukti testimoni nya. hati hati dengan IKLAN yang berlebihan semuanya harus realistis / ilmiah.
  3. Jika metodenya HANYA meningkatkan daya tahan tubuh sebaiknya lupakan saja. sebagian pasien kami pun kecewa berobat di tempat lain hanya sebatas meningkatkan daya tahan tubuh. Jika ingin meningkatkan daya tahan tabuh bisa gunakan meniran / sambiloto / temu lawak pun bisa dan sangat murah.
  4. Ukur kemampuan finansial anda karena biaya pengobatan HIV umumnya mahal. dan pengobatannya rata rata membutuhkan waktu yang tidak dapat di tentukan, tidak cukup satu dua bulan sembuh. tidak mungkin menghilangkan virus milyaran hanya dalam 1 bulan.
  5. Mintalah pertimbangan orang yang di anggap mengerti / pengalaman ( ada sebagian PASIEN KAMI minta pertimbangan sama Paranormal / kyai / kesepuhan / orang Pintar ) hehehe ono ono wae.
Semoga bermanfaat. 

ARTI SEMBUH HIV MENURUT PAKAR HIV

Menurut pakar penyakit HIV AIDS dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof.Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM,  pengertian sembuh dalam infeksi HIV/AIDS adalah sembuh fungsional yang berarti virusnya tetap ada, tetapi tidak berkembang. Pasien juga bisa lepas dari obat anti-HIV atau ARV

sumber : 
https://regional.kompas.com/read/2012/09/06/16542332/hivaids.juga.bisa.quotsembuhquot

Terus mengapa sebagaian  medis selama ini kurang percaya dengan pengobatan herbal ? baik sebagai alternatif atau komplementer ? 

Setelah kami kumpulkan info, beranggapan obat herbal yang selama ini di jual bebas hanya meningkatkan daya tahan tubuh dan sembuh fungsional sementara. sehingga mereka tetap berkeyakinan ARV terbaik padahal menurut Tabib masrukhi ada yang lebih baik. dan Kami bisa membuktikan apa yang di katakan beliau prof,Zubairi Djoerban,Sp.PD-KHOM 


PENGERTIAN   SEMBUH MENURUT TABIB MASRUKHI
PENERTIAN   SEMBUHKONDISI   SELESAI BEROBAT
1Sembuh   Total-   PASIEN TETAP SEHAT
- Tanpa minum obat seumur Hidup
- Tidak   menularkan
- Jika tidak minum obat, pasien tetap sehat.
- Tes leukosyt lymposit tetap normal
- Viraload andeteksi
- Tes Antihiv NON REKATIF
2Sembuh   Fungsional Permanen- SEHAT
-    Tanpa minum obat seumur hidup
-    Tidak menularkan
-    Jika tidak minum obat, pasien tetap sehat.
-    Tes leukosyt lymposit tetap normal
-    Viraload andeteksi / deteksi
-    Tes Antihiv REAKTIF
3Sembuh   Fungsional Sementara- SEHAT
-    Harus minum obat seumur hidup
-    Masih bisa menularkan
-    JIka tidak minum obat , pasien sakit lagi
-    Viraload andeteksi / deteksi
-    Tes Leukosyt lymposit di bawah normal
-    Tes Antihiv REAKTIF
TAHAPAN PENGOBATAN   HIV TABIB MASRUKHI
1Tahap 1- Pasien sembuh fungsional permanen
SEMBUH FUNGSIONAL PERMANEN- saran pengobatan selama 6 bulan
- Tanpa minum obat seumur hidup
- Sudah terbukti
2Tahap 2- Hasil Tes Antihiv   menjadi Non Reaktif
SEMBUH TOTAL- Masih dalam Proses

Jadi jika pasien ingin sembuh total maka harus melewati pengobatan tahap 1 dulu.

Mereka pasien kami yang sudah membuktikan klik disini
Testimoni Whatsap klik disini
Testimoni bukti tranfer klik disini

Apa kata mereka

Testimoni Pasien HIV AIDS

Pertama tama kami mengucapkan syukur kepada Allah Swt karena Alhamdulillah salah satu pasien kami ODHA sudah 1 bulan lebih berbaring tidak berdaya padahal selama ini dalam pengobatan ARV di RS Magelang selama kurang lebih 1 tahun.

Sebelum kami obati kondisi ODHA sangat memprihatinkan. beliau tidak bisa jalan, kulit mengelupas, sangat lemas dll.  Beliau sudah stadium AIDS dengan IO :

1. Sindroma Guillain-Barre (SGB
2. Dermatitis Cronis

Kemudian kami obati melalui metode kami beberapa obat ramuaan kami  dan dengan memohon PERTOLONGAN ALLAH ( pasien selalu berdoa sesuai amalan dari kami ) alhamdulillah dalam waktu 1 (SATU ) bulan pasien sudah sangat banyak kemajuan sembuh dari IO. 

ini gambarnya :



Kondisi tangan dan kaki ODHA SEBELUM kami obati 




 Kondisi ODHA SESUDAH 1 Bulan kami Obati. 




Untuk hasil pengobatan sampai kondisi ini PUN dalam satu bulan  tidk lah mudah, perlu pengalaman. BUKTI nya hampir satu tahun beliau ODHA di rawat di RS belum ada perubahan bahkan bertambah parah. ini semata mata atas ijin Allah.


Kini Beliau sudah PULIH, bisa berjalan dan bisa mengendarai , kini masih dalam pengobatan untuk Virus HIV nya ... semoga beliau atas IJIN ALLAH sembuh tuntas. Amiin


Disclaimers : Hasil yang di dapatkan masing-masing orang dan waktu yang di butuhkan setiap orang berbeda-beda

OBAT HERBAL HIV

Obat herbal HIV, banyak yang mengklaim prodak ini itu bisa menyembuhkan penyakit HIV tanpa menunjukan hasil pengobatan secara ilmiah. Padalah secara garis besar prodak ramuan tersebut hanya meningkatkan DAYA TAHAN TUBUH, sebatas multi vitamin dan meneral. 
Vitamin Mineral / obat Herbal Mengandung Vit dan Mineral

Di lihat dari sisi mana kah di katakan keberhasilan dalam pengobatan HIV ?
Seharusnya bukti ilmiah dari hasil laboratorium, baik sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan menujukan hasil Viraload tidak terdeteksi DAN hasil Viraload TETAP tidak terdeteksi meskipun pasien sudah tidak dalam pengobatan secara berulang.

SYARIAT dan HAKEKAT
Karena itu sebagai bahan pertimbangan ODHA harus mengerti syariat dan hakekat pengobatan Penyakit HIV AIDS.
  1. Memperbaiki membersihkan darah dan pencernaan agar makanan dan obat ramuan dapat di cerna dengan baik.
  2. Meningkatkan imunitas sehingga virus bisa di bunuh
  3. Memperbaiki dan menguatkan  sistem Limfatik dll  guna mengeluarkan virus dari sistem Limfatik. TANPA MENGELUARKAN VIRUS DARI SISTEM INI MUSTAHIL PENYAKIT HIV BISA DI SEMBUHKAN secara TUNTAS.

Demikian semoga ODHA tidak terbius oleh janji janji yang belum pasti sebelum uang HABIS membeli sesuatu hal yang kurang pasti.
SARAN 
saran kami sebaiknya ODHA istikharoh terlebih dahulu sebelum berobat. mintalah petunjuk NYA kemana anda  sebaiknya harus berobat. 

Semoga kami lah salah satu tabib yang telah di berikan ILMU pengobatan HIV olah ALLAH SWT. dan semoga kelak ada pasien kami yang telah membuktikan pengobatan kami. sampai dengan saat ini kurang lebih 10 pasien yang SEDANG kami obati semuanya menunjukan hasil perubahan / kemajuan luar biasa seperti yang kami harapkan.
KAMI hanya menunggu waktu ijin dari pasien kami dan hasil Laboratorium  di bulan yang akan datang.

Salam

GBS , Virus HIV bisa sebabkan Penyakit GBS


guillain barre syndrome

GBS Baru - baru ini memang ramai dibicarakan tentang kasus kelumphan yang dialami oleh balita secara tiba – tiba. Usut punya usut, setelah diperiksa lebih lanjut ternyata salah satu penyebab kelumpuhan tersebut adalah Guillain Barre Syndrome (GBS). 

Selain bahaya, GBS juga membutuhkan dana yang besar untuk menyembuhkannya (tidak selalu). Mengingat bahayanya yang dapat menyebabkan kelumpuhan, maka pada kesempatan kali ini kami akan memberikan sedikit informasi mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan Guillain Barre Syndrome (GBS).

KAMI AHLI MENGOBATI GBS - JANGAN RAGU HUBUNGI KAMI 0823 3222 2009 

Apa Itu Guillain Barre Syndrome (GBS)?

Guillain Barre Syndrome merupakan sebuah sindrom dimana imunitas tubuh justru menyerang saraf tepi (autoimun). 
Saraf tepi sendiri merupakan saraf yag mempunyai tiga fungsi, yaitu fungsi sensorik (mengantarkan infromasi dari organ tubuh ke otak untuk dianalisa oleh otak, misal rasa, suhu, tekanan, dan raba), fungsi motorik (mengantarkan perintah dari otak ke organ tubuh untuk merespon informasi yang datang, misal menendang), serta fungsi otonomik (mengantarkan perintah dari otak ke organ tubuh, namun tidak bisa di kontrol, misal gerak usus dan jantung). Karena saraf tepinya sudah rusak akibat serangan imun tubuh, tentu akan mengakibatkan gangguan pada fungsi sensorik, motorik, dan otonomik tubuh.

GBS dapat diderita oleh siapa saja disegala usia, namun lebih sering menyerang pria, anak – anak dan seseorang yang berusia 30-50 tahun. GBS bukanlah penyakit turunan yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya serta tidak dapat menular dari penderita ke orang lain. Penamaan GBS ini diambil dari nama penemunya, yaitu Goerges Charles Guillain dan Jean Alexander Barre, seorang dokter asal Perancis.

Apa Penyebab Guillain Barre Syndrome (GBS)?

Penyebab pasti GBS sampai saat ini memang belum diketahui. Namun banyak kasus GBS yang sering disebabkan adanya infeksi viral dan bakteri.
Virus yang paling sering menyebabkan GBS adalah 
Cytomegalovirus (CMV), 
HIV, 
Measles dan 
herpes simplex virus. 
Bakteri yang paling sering ditemui adalah Campylobcater jejuni.

Karena adanya benda asing (virus atau bakteri), maka secara alami imun akan memproduksi antibodi untuk memerangi benda asing tersebut. Namun pada penderita GBS, antibodi tersebut justru tidak menyerang benda asing yang datang, melainkan menyerang saraf tepi tubuh
Dalam hal ini, antibodi menyerang selubung myelin, yaitu selubung yang menyelubungi saraf tepi. Sistem saraf dalam tubuh manusia merupakan ‘kabel utama’ tubuh, maka dari itu jika ‘kabel’ tersebut diserang maka akan mengakibatkan gangguan dan membuat sistem tubuh menjadi ‘down’. Hal ini akan mengakibatkan saraf tepi tidak mampu meneruskan perintah dari otak ke organ atau sebaliknya, dan akhirnya otot pada organ tidak bisa digerakkan. Bahkan pada beberapa kasus GBS yang sudah parah dapat mengakibatkan komplikasi tidak bisa bernafas, tidak bisa menelan, tidak bisa bersuara, bahkan jantung berhenti berdetak.

Apa Gejala Guillain Barre Syndrome (GBS)?

GBS sering diawali dengan adanya infeksi pada saluran pencernaan dan pernafasan oleh virus ataupun bakteri. Beberapa gejala yang sering muncul pada penderita GBS adalah sebagai berikut :
  1. Rasa seperti ditusuk – tusuk jarum pada jari kaki atau tangan yang kemudian dikuti dengn mati rasa.
  2. Kesemutan pada kaki, paha, yang kemudian merambat ke badan dan tangan.
  3. Kehilangan refleks.
  4. Nyeri pinggang.
  5. Mengalami kegoyahan pada saat berjalan, bahkan terkadang tidak mampu berjalan sama sekali.
  6. Jika kasus GBS lebih parah, maka akan muncul – gejala – gejala berikut :
  7. Gangguan pada bola mata.
  8. Sulit berbicara.
  9. Gangguan pada saat mau menelan.
  10. Gangguan pada saat buang air besar dan buang air kecil.
  11. Gangguan pada sistem pernafasan

Bagaimana Cara Mengobati Guillain Barre Syndrome (GBS)?

Belum ada obat untuk syndrome ini. Namun ada dua jenis perawatan yang dapat dilakukan untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi keparahan GBS.
  • Plasmapheresis
Plasmapheresis dikenal sebagai pertukaran plasma. Dalam plasmapheresis, cairan darah (plasma) diambil dan dipisahkan dari sel – sel darah.jika sudah dipisahkan, selanjutnya sel – sel darah dimasukkan kembali ke dalam tubuh untuk memproduksi plasma baru dan mengganti plasma yang sudah dikeluarkan. Para ilmuwan percaya cara ini mampu menghilangkan zat – zat yang dapat merusak selubung myelin di dalam darah.
  • Immunoglobulin intravena
Immunoglobulin intravena adalah pemberian immunoglobulin yang mengandung antibodi sehat dari darah donor melalui intravena. Pemberian Immunoglobulin dalam dosis tinggi dapat membantu menghentikan antibodi yang merusak saraf tubuh. Namun biaya untuk perawatan immunoglobulin intravena ini sangat mahal.
  • Pemberian obat nyeri.
  • Fisioterapi untuk mencegah otot kaku.
Perlu Anda ketahui bahwa pengobatan dan terapi hanya bisa menyembuhkan GBS sampai 80%, tidak dapat sembuh total. Kesembuhan 80% itu bisa didapat dalam waktu beberapa minggu, bulan hingga tahun. Sebagian organ akan sembuh, namun sebagian akan cacat (lemas, lumpuh, atau mengalami gangguan keseimbangan).

Bagaimana Cara Mencegah Guillain Barre Syndrome (GBS)?

Karena penyebabnya yang belum diketahui, maka sulit untuk mencegah sindrom ini. Salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk mencegah GBS adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan banyak mengkonsumsi protein hewani dan rajin berolahraga. Selian itu, kita juga perlu menjaga kebersihan agar terlindung dari kuman, bakteri, dan virus.

Apakah Guillain Barre Syndrome Dapat Kambuh?

GBS bisa kambuh kembali pada penderita. Namun resiko kambuh ini diperkirakan kurang dari 10%.
Itulah informasi mengenai pengertian, penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan Guillain Barre Syndrome (GBS)  yang dapat kami sampaikan kepada Anda. Sekian dan semoga bermanfaat.

KAMI AHLI MENGOBATI GBS - JANGAN RAGU HUBUNGI KAMI 0823 3222 2009 

sumber :http://masalahkesehatan.com/guillain-barre-syndrome-penyakit-gbs/

Ada Kandungan Racun dalam ARV


Kepada Ibu dan Bapak dokter serta paramedis yang baik;
Kita baru saja memperingati Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) 2012. Ini adalah sebuah malam dimana kita mengenang adik, kakak, pasangan, anak, orangtua, saudara, rekan, kerabat bahkan orang yang tidak kita kenal yang telah mendahului kita. Kalah dalam pertarungannya melawan infeksi HIV di dalam tubuhnya.
Obat dan Racun

Kami tidak ingin banyak berbicara angka kali ini, sebab angka-angka yang selama ini kerap di tampilkan sebenarnya adalah sebuah fenomena berwajah yang memperlihatkan betapa persoalan HIV dan AIDS telah membelit bangsa Indonesia.

Kami berterima kasih sekali kepada Bapak dan Ibu Dokter yang selama ini telah melayani kami dengan memberikan informasi, perawatan dan pengobatan bagi kami di dalam upaya kami mengendalikan HIV yang berada dalam tubuh kami. Kami sangat mengapresiasi ini.

Ijinkan kami bercerita sedikit. Sudah lebih dari 30 tahun HIV dikenal oleh peradaban manusia sebagai sebuah virus yang mematikan. Yang lebih miris lagi dan kami rasakan, beban kami seolah tidak cukup dengan harus berdamai bersama virus dalam tubuh yang mengintai setiap saat tubuh kami dalam kondisi lemah untuk kemudian mengijinkan penyakit lain masuk ke dalam tubuh kamu namun kami juga harus menghadapi penghakiman dari masyarakat luas bahwa kami ini yang terinfeksi HIV adalah golongan orang-orang yang tidak bermoral, melawan takdir, sampah masyarakat dan berjuta sebutan stigmatif lainnya seolah kami ini bukan manusia tanpa mau melihat bahwa diantara kami ada bayi tidak berdosa, anak bahkan Ibu rumah tangga yang tidak pernah membayangkan mereka akan mendapatkan takdir untuk hidup bersama HIV. Sebutan stigmatif itulah yang kemudian membuat kami merasakan diskriminasi yang sangat hebat di dalam setiap aspek kehidupan kami.

Ibu dan Bapak Dokter serta paramedis yang baik

Bapak dan Ibu dokter tentunya sudah mengetahui bahkan di layanan kesehatan saja, kami masih mengalami diskriminasi. Mulai dari gunjingan petugas layanan kesehatan ketika memberikan layanan kepada kami, berlebihannya perlakuan petugas seolah kami ini membawa virus yang menyebar melalui tatapan mata sampai dengan ditolaknya kami mendapatkan kamar untuk perawatan kami dan ironisnya selalu dibungkus dengan perkataan bahwa kami harus ditempatkan dalam kamar isolasi demi kebaikan kami sendiri agar terhindar dari infeksi penyakit yang berasal dari pasien lain.

Kami mungkin sakit, namun kami juga bukan orang bodoh. Kami tahu bahwa sudah menjadi hak setiap pasien untuk terhindar dari infeksi Nosokomial yang selama ini selalu dijadikan alasan petugas layanan kesehatan mengisolasi kami dan atau menolak kami ketika kamar isolasi yang jumlahnya tidak seberapa itu digunakan oleh pasien ODHA yang lain.

Kami masih bisa menerima jika stigma dan diskriminasi ini kami dapatkan dari masyarakat umum karena kami tahu bahwa mereka pun masih belum tertapapar informasi terkait  HIV dan AIDS. Kami sadar bahwa bagi pemerintah kita, urusan HIV dan AIDS ini tidak terlalu seksi untuk dibicarakan dibanding dengan isu pemilihan kepala daerah, kekerasan, kriminal bahkan sampai dengan Lady Gaga. Kami sadar bahwa pemerintah kita telah gagal memberikan edukasi kepada msayarakat terkait HIV dan AIDS sehingga kemudian karena ketidak tahuan mereka, perlakuan diskriminatif sering kami terima.

Ibu dan Bapak Dokter serta paramedis yang baik

Kami berterima kasih karena dengan pemberian ARV secara gratis selama ini telah membuat angka kematian pasangan, teman dan saudara kami yang terinfeksi HIV semakin menurun. ARV telah menjadi teman setia kami dalam membuat perdaimaian dengan HIV yang ada dalam tubuh kami. ARV telah membuat hidup kami yang selama ini suram menjadi punyai seberkas sinar pengharapan. Pengharapan untuk tetap hidup di dunia yang diciptakan Tuhan untuk semua ciptaannya, baik ODHA maupun bukan.

Tahukah Ibu dan bapak, bahwa dalam upaya kami berdamai ditemani oleh ARV tersayang ini kami sering mendapatkan efek tidak menyenangkan akibat dari zat-zat kimia yang terkandung dalam ARV dan harus kami telan setiap harinya sepanjang hidup kami? Ya betul, kami mendapatkan efek samping yang tidak kalah berbahayanya dengan infeksi HIV di dalam tubuh kami. Bagi kami yang perempuan, efek samping ini semakin tidak tertahankan karena kami sadar bahwa penelitian dalam membuat obat ARV ini belum memperhatikan kerentanan biologis dari kami yang perempuan.

Hampir setiap malam kami mengalami kesemutan bahkan hingga kelumpuhan sesaat, anemia berat kadang membuat kami kehilangan kesadaran, lemak otot kami menyusut sehingga pipi dan beberapa bagian tubuh kami menjadi kempot sehingga membuat kami tidak nyaman dalam berinteraksi sebagaimana manusia lainnya karena semakin melekatkan stempel di dahi kami jika kami adalah orang yang hidup dengan HIV.

Semua itu akibat efek samping dari ARV yang selama ini telah kami anggap sebagai teman sehidup semati. Tidak, kami tidak akan protes dan berhenti dengan teman kami itu sebab kami menyadari bahwa hanya merekalah sampai saat ini yang menjadi teman setia dalam mengendalikan teman kami yang nakal bernama HIV di dalam tubuh.

Ibu dan Bapak dokter serta paramedis yang baik

Kami ingin mengajukan permohonan kepada ibu dan bapak semua di dalam peringatan Malam Renungan AIDS Nusantara 2012 ini. Permohonan agar jangan sampai ada diantara kami yang kemudian menyerah dan berpulang kepada Sang Pencipta bukan karena infeksi HIV dalam tubuh namun karena tubuh kami tidak kuat menerima efek samping yang disebabkan ARV yang kami konsumsi. Kami harap ibu dan bapak mau mengabulkan permohonan kami ini.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui panduannya untuk penggunaan ARV 2010 yang kemudian diadopsi oleh Kementrian Kesehatan dalam Panduan ARV yang dikeluarkan pada tahun 2011 telah menyebutkan dengan jelas bahwa ada jenis ARV yaitu jenis d4t atau biasa dikenal dengan nama dagang Stavudine mempunyai kandungan racun yang berbahaya bagi ODHA yang mengkonsumsinya bahkan hingga menyebabkan kematian kami.

Kami menyesalkan karena obat yang lebih banyak bahaya dibanding manfaat bagi kami ini masih terus didistribusikan. Kami menderita karena obat ini. Bahkan kami tidak tahu apakah lebih menderita berdamai dengan HIV dalam tubuh ataukah harus menahankan efek samping dari ARV yang baru saja kami ketahui seharusnya sudah tidak didistribusikan karena mempunyai racun yang membahayakan nyawa kami.
Kami ingin meminta kepada Ibu dan Bapak untuk berhenti memberikan resep obat d4t ini kepada kami. Bantu kami dalam memilih obat yang tepat dan sedikit mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh kami. Bantu kami dalam mendorong Kementrian Kesehatan bisa menyediakan obat yang lebih aman untuk menjadi teman seumur hidup kami.

Kami masih ingin hidup. Kami masih ingin mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bukan hanya bagi kami namun juga bagi masyarakat, nusa dan bangsa.
Berikanlah hadiah kepada kami di MRAN 2012 ini dengan Berhenti meresepkan ARV jenis d4t (Stavudine) kepada ODHA.
Selamatkanlah ODHA!

 Salam sayang,
ODHA di Indonesia

Nutrisi dan Diet Untuk ODHA

Diet

NUTRISI DAN DIET UNTUK ODHA
sumber http://zubairidjoerban.org
 
Penatalaksanaan nutrisi sekarang sudah menjadi bagian integral dalam pengobatan pasien dengan HIV/AIDS. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa perbaikan nutrisi akan memperbaiki juga kondisi kesehatan odha (orang dengan HIV/AIDS).
Odha perlu memperoleh pendidikan kesehatan yang terkait dengan nutrisi mengenai beberapa aspek, antara lain :
  1. Prinsip diet sehat, 
  2. Bagaimana menjaga agar kondisi otot tubuh tetap normal, dan bagaimana prinsip pengobatan wasting syndrome
  3. Manajemen interaksi obat dan makanan, 
  4. Managemen gejala gastrointestinal yang mempengaruhi asupan jumlah dan jenis makanan, 
  5. Bagaimana menyikapi dengan benar masalah suplemen herbal dan suplemen nutrisi, 
  6. Budaya yang berhubungan dengan makanan, 
  7. Nutrisi sewaktu odha hamil,
  8. Susu formula untuk bayi baru lahir, 
  9. Timbulnya hiperglikemia dan kelainan lipid yang dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Nutrisi yang baik diperlukan untuk menjaga sistem imun odha tetap kuat. Selain itu nutrisi yang baik juga dapat membantu proses tubuh dalam memetabolisir obat-obatan yang dikonsumsi odha. Pemberian nutrisi yang baik, dengan demikian, akan meminimalisir penyakit-penyakit yang terkait dengan HIV/AIDS, sehingga frekuensi dan lama rawat inap di rumah sakit akan jauh berkurang dan kualitas hidup odha pun meningkat.
Selain membantu pemulihan sel-sel kekebalan tubuh dan mendukung ketahanan tubuh dalam menghadapi pengobatan, makan juga memiliki efek psikologis, yaitu odha akan merasa nyaman dan berpikiran positif. Jika makan bersama teman akan baik untuk kesehatan emosinya. Karena itu, nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam penatalaksanaan orang dengan HIV/AIDS.
Malnutrisi Pada Odha
Sebagian besar pasien HIV/AIDS di Indonesia mengalami malnutrisi. Bahkan sebagian sudah masuk dalam kategori wasting syndrome, yaitu suatu keadaan di mana pasien kehilangan berat badan > 10% atau mempunyai indeks massa tubuh <20kg/m2 sejak kunjungan terakhir atau kehilangan berat badan >5% dalam waktu enam bulan dan kondisi ini bertahan selama satu tahun.
Infeksi HIV mempunyai implikasi bermakna terhadap status nutrisi odha. Infeksi HIV di antaranya menyebabkan ketidakmampuan mengabsorpsi zat gizi dan makanan, perubahan metabolisme, serta berkurangnya asupan makanan akibat gejala-gejala yang terkait HIV. Sebaliknya, nutrisi yang buruk meningkatkan kerentanan dan derajat berat infeksi oportunistik. Nutrisi yang buruk juga akan mengurangi efikasi mengobatan dan kepatuhan minum obat, dan dapat mempercepat progresivitas penyakit.
Selain masalah nutrisi klasik, sejak diberikannya terapi antiretroviral (highly active antiretroviral therapy, HAART) pada odha, mulai timbul masalah-masalah nutrisi baru, yang akan dibahas kemudian. Keberhasilan terapi antiretroviral terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas pada odha. Namun, seperti mata uang, pengobatan juga selalu mempunyai dua sisi. Masalah-masalah dalam bidang gizi adalah mulai munculnya lipodistrofi (pengumpulan lemak di tempat yang tidak wajar), hiperlipidemia, resistensi insulin, serta obesitas. Sebuah studi kohort pada lebih dari 600 odha melaporkan bahwa 5% odha laki-laki dan 20% odha perempuan mengalami obesitas.
Walaupun terapi antiretroviral telah memperlihatkan hasil yang sangat baik dalam menurunkan angka infeksi oportunistik sehingga memperpanjang masa tanpa gejala dan memperbaiki kualitas hidup odha, wasting syndrome tetap menjadi masalah dalam penatalaksanaan HIV/AIDS.
Defisiensi Nutrisi
Masalah nutrisi pada odha dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme yang bekerja sendiri-sendiri atau saling mempengaruhi. Pada dasarnya, masalah nutrisi tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan yang akan diubah menjadi energi, serta kebutuhan energi untuk metabolisme tubuh.

Faktor penyebab timbulnya kondisi gizi yang buruk pada odha adalah:
  1. Penurunan asupan makanan
  2. Malabsorbsi gastrointestinal
  3. Peningkatan jumlah kebutuhan asupan makanan atau katabolisme jaringan akibat berbagai infeksi oportunistik yang biasa dialami odha, seperti TB, radang paru atau pnemonia, toksoplasma otal, sariawan karena infeksi jamur, dan sebagainya.
  4. Masalah kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar odha, dan masalah penyalahgunaan obat. 

Untuk diingat, pencegahan malnutrisi dilakukan dengan cara memberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein. Tapi pada kenyataannya protein dan serat—yang berasal dari sayuran dan buah-buahan—jarang terpenuhi dalam menu harian pasien HIV. Umumnya mereka masih mengutamakan konsumsi karbohidrat yang memang lebih cepat menimbulkan rasa kenyang dan kenyamanan sesaat.
Konsumsi nutrien yang tidak adekuat adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kondisi gizi yang buruk. Beberapa faktor dapat menyebabkan asupan makanan yang abnormal. Misalnya, inflamasi dan ulkus pada saluran pencernaan bagian atas (dari mulut hingga esofagus) dapat menyebabkan anoreksia akibat timbulnya rasa nyeri saat menelan atau nyeri perut saat makan. Sebuah studi melaporkan bahwa sekitar 70% dari saluran pencernaan bagian atas yang diperiksa dengan endoskopi menunjukkan gambaran histologi yang abnormal. Lesi ini dapat disebabkan karena iritasi oleh asam lambung atau infeksi, misalnya oleh jamur kandida, virus sitomegalo, atau virus herpes simpleks. Ulserasi di mukosa mulut akibat virus atau idiopatik juga sering terjadi sehingga menyebabkan nyeri sewaktu makan.
Penyakit pada pankreas dan saluran empedu juga menyebabkan mual-muntah dan nyeri perut, sehingga asupan makanan menjadi berkurang. Anoreksia primer, yang sering terjadi pada pasien kanker dan penyakit kanker lainnya, pada akhirnya juga dapat berkontribusi terhadap asupan makanan yang tidak adekuat.
Malabsorbsi dapat menyebabkan perubahan pada status gizi odha, sehingga meskipun makanan yang dimakan sudah mencukupi, namun tidak semua zat gizi dapat diserap oleh tubuh dengan efektif. Malabsorbsi dapat terjadi dengan atau tanpa diare. Penyebabnya multifaktorial, termasuk di antaranya adalah abnormalitas mukosa gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh infeksi HIV-nya sendiri, atau merupakan akibat sekunder dari infeksi usus oleh agen lain. Apabila malabsorbsi tersebut disertai dengan diare kronik, yang sering kali terjadi, maka jika tidak ditangani dengan baik dapat menjadi predisposisi terjadinya malnutrisi yang berat. Diare juga dapat merupakan efek samping dari obat-obatan, seperti beberapa obat antiretroviral dan antibiotika.
Beberapa peneliti telah melaporkan adanya gangguan absorbsi karbohidrat, protein, dan lemak pada odha, namun beratnya malabsorbsi ternyata tidak berhubungan dengan derajat malnutrisi. Malabsorbsi nutrien lain juga terjadi, seperti vitamin B12, asam folat, tiamin, seng, selenium, kalsium, dan magnesium. Juga dapat terjadi malabsobsi vitamin yang larut dalam lemak, terutama vitamin A dan D.
Peningkatan kebutuhan nutrisi dan laju katabolisme jaringan juga dialami oleh sebagian odha, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah tingginya jumlah virus HIV dalam darah, infeksi sekunder, serta gejala konstitusional seperti demam dan keringat malam.
Infeksi virus kronik dapat berpengaruh terhadap penggunaan energi, dan dapat menjadi predisposisi terhadap infeksi sekunder yang akan mengubah pola penggunaan energi. Infeksi-infeksi tersebut dapat meningkatkan atau mengubah pola penggunaan energi yang efektif pada orang sehat menjadi abnormal. Oleh karena itu, pada odha peningkatan penggunaan energi terutama terkait dengan jumlah virus HIV di dalam darah serta adanya koinfeksi dan komorbiditas.
Nutrisi dan ARV
Obat antiretroviral yang diduga dapat menimbulkan masalah nutrisi terutama adalah golongan penghambat protease. Obat golongan penghambat protease yang selama ini beredar di Indonesia adalah nelvinafir, dan baru-baru ini telah beredar atanazavir (Reyataz®).
Pemberian obat antiretroviral golongan penghambat protease dapat menyebabkan akumulasi lemak tubuh yang abnormal (lipoatrofi dan lipodistrofi), resistensi insulin perifer, serta kenaikan kolesterol, trigliserida, dan glukosa darah. Distribusi lemak yang abnormal juga ditemui pada pasien yang mendapat terapi non-penghambat protease seperti golongan Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI), yaitu stavudin dan zidovudin. Lipodistrofi lebih banyak terjadi pada odha yang diberi stavudin (63%) dibandingkan zidovudin (18,75%). Sayangnya hingga saat ini, studi-studi yang meneliti mengenai efek obat antiretroviral terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler masih melaporkan hasil yang saling berlawanan.
Obat penghambat protease diduga dapat berinteraksi dengan beberapa protein sel yang terlibat pada metabolisme lipid karena adanya homologi asam amino parsial antara protein-protein tersebut dan HIV-1 protease. Obat golongan penghambat protease juga dapat berinteraksi dengan obat antihiperlipidemik golongan statin. Ritonavir, dapat meningkatkan kadar simvastatin serum sehingga dapat meningkatkan toksisitas yang terkait dengan statin seperti mialgia, rhabdomiolisis, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Obat golongan penghambat protease sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan simvastatin dan lovastatin. Pravastatin adalah statin yang paling aman digunakan bersama dengan penghambat protease. Atorvastatin dan fluvastatin harus digunakan secara hati-hati dan dengan dosis yang lebih rendah bila diberikan bersama-sama dengan penghambat protease.
Karena penghambat protease dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah, maka obat golongan ini dapat memperberat diabetes pada odha yang juga menderita diabetes mellitus. Seperti pengobatan diabetes mellitus pada umumnya, terapi non-medikamentosa seperti diet, olah raga, dan menurunkan berat badan sangat dianjurkan. Jika diperlukan dapat diberikan obat hipoglikemik oral.
Penatalaksanaan Diet
Karena orang dengan HIV/AIDS sering mengalami masalah nutrisi, maka sebaiknya mereka tidak berpantang makanan apapun, kecuali memang sangat diperlukan. Bahkan untuk odha yang mengalami malnutrisi, apalagi wasting syndrome, diberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein: susu, telur, daging, ikan, sangat dianjurkan.
Sebaiknya odha tidak perlu terlalu takut kelebihan kalori apalagi protein, karena odha sangat memerlukannya. Sebuah studi pada 871 odha perempuan melaporkan bahwa odha yang memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi akan lebih lambat mengalami kadar CD4 di bawah 200 sel/mm3—salah satu kriteria AIDS—dibandingkan odha dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah. Selain itu, indeks massa tubuh yang tinggi atau kenaikan indeks massa tubuh selama perjalanan penyakit, ternyata berkaitan dengan lambatnya progresivitas HIV.
Untuk diketahui, rasa makanan sangat dipengaruhi oleh kadar lemak. Akibatnya jika pasien emikian juga odha yang mulai minum antiretroviral sebaiknya tidak pantang lemak. Kalau pasien hanya makan sedikit dan kebutuhan nutrisi tidak tercukupi, efek samping obat akan lebih berat dan kondisinya bisa semakin menurun. Karena itu pasien seperti ini justru memerlukan diet tinggi lemak dan tinggi protein. Namun sebaiknya hindari lemak untuk sementara waktu jika ada diare, karena justru akan memperberat masalah.
Saat ini untuk meningkatkan nafsu makan memang sudah tersedia beberapa jenis obat, misalnya siproheptadin. Namun obat ini tak banyak menolong pada odha. Berbeda halnya dengan obat megestrol acetat, dipasarkan dengan nama Tracetat atau Megace sirup atau tablet yang cepat sekali meningkatkan nafsu makan dan membuat pasien merasa lebih nyaman dan membuat banyak pasien merasa lebih nyaman dan merasa lebih enak. Perlu diketahui bahwa obat tersebut hanya mempertahankan, dan tidak menambah, massa otot.
Penggunaan megestrol acetat untuk pasien kanker dan odha telah disetujui sejak 10 tahun lalu oleh badan pengawasan obat dan makanan Amerika (FDA), dan telah menolong banyak orang. Sayangnya, harga obat ini masih cukup mahal, yakni sekitar 850 ribu hingga 1,2 juta rupiah. Seharusnya obat yang sudah cukup lama masa patennya ini kini bisa diperoleh dalam bentuk generik.

Yang menjadi pertanyaan sekarang: bagaimana dengan odha (dan pasien kanker) yang berasal dari kelompok ekonomi menengah-bawah bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya tanpa bantuan obat yang harganya di luar jangkauan mereka? Prinsipnya yang harus diingat adalah pasien tidak perlu kaya, tapi akses terhadap obat harus dibuka seluas-luasnya. Tapi seandainya masih ada hambatan, maka beberapa hal yang bisa dilakukan oleh keluarga adalah menyusun menu yang variatif setiap hari, yang disesuaikan dengan keinginan pasien. Harus diingat bahwa karena penyakitnya, tingkat kekebalan odha menurun atau lebih rendah dibanding non-odha. Karenanya yang terbaik adalah makan makanan yang dimasak sendiri di rumah karena kebersihannya relatif lebih baik. Jika sesekali ingin makan di luar, pilihlah makanan yang panas (nasi goreng yang langsung dimasak begitu dipesan, bakso, soto, dan sebagainya) serta hindari makanan pelengkap seperti aneka sambal atau acar. Sayuran harus diberikan dalam bentuk matang, bukan mentah (lalap), untuk menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh.

Cara lain untuk menyiasati nafsu makan yang rendah atau mual adalah dengan menerapkan prinsip small-frequent feeding. Artinya jadwal makan pasien diberikan dalam 5 sampai 6 kali, tapi dalam porsi yang lebih kecil. Cara ini, meski mungkin sedikit merepotkan, juga mestinya bisa diterapkan di rumah sakit.
Karena odha seringkali mengalami defisiensi mikronutrien seperti vitamin B12, asam folat, tiamin, seng, selenium, kalsium, magnesium, serta vitamin yang larut dalam lemak, terutama vitamin A dan D, maka dapat diberikan suplemen untuk mengatasi kekurangan zat gizi yang terjadi.
Sebagai penutup, olahraga aman dilakukan oleh odha dan banyak manfaatnya. Latihan beban merupakan metode yang dapat secara langsung meningkatkan massa otot. Untuk odha yang mengalami wasting syndrome, olahraga dapat meningkatkan massa tubuh dan berat badan secara keseluruhan jika dikombinasikan dengan asupan makanan yang adekuat.

Pustaka:
Wanke CA, Silva M, Knox T, et al. “Weight loss and wasting remain common complications in individuals infected with Human Immunodeficiency Virus in the era of highly active antiretroviral therapy.” Clin Infect Dis, 2000; 31:803-5.
Abby H, Shevitz, Knox TA. “Nutrition in the era of highly active antiretroviral therapy.” Clin Infect Dis 2001;321:1769-75.

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009