“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Slide 1 Code Start -->

ODHA dengan Infeksi Oportunis : Dermatitis Kronis dan SGB

Perbaikan yang begitu cepat hanya dalam waktu 1 bulan pengobatan. Alhamdulllah

Control Keberadaan Virus HIV

Sangat penting di lakukan Kontrol VL selama Pengobatan Kami

Rasulullah ï·º
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”
Tampilkan postingan dengan label hiv. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hiv. Tampilkan semua postingan

Cara Mencegah Virus HIV - GARANSI 100%

Mencegah Virus Hiv itu Penting 
Anda telah melakukan hubungan / tindakan BERESIKO, kemudian muncul gejala seperti flu, kondisi badan cepat lemah lelah, sakit kepala, panas dalam dan lain lain, kemudian di lakukan tes antihiv dan hasilnya “ non reaktif “ selanjutnya petugas VCT / dokter menyarankan untuk tes antihiv ulang 3 bulan lagi.
Maka sebaiknya SEGERA di lakukan TERAPI PENCEGAHAN, tidak harus menunggu 3 bulan, karena bisa saja hasilnya justru akan “ reaktif ”  kemudian  baru di lakukan pengobatan maka anda TERLAMBAT.

Sebab hasil antihiv “ non reaktif “ berarti ada 2 kemungkinan
  1. Virus HIV memang tidak ada di dalam tubuh atau
  2. Virus HIV “ ADA “ hanya jumlahnya sedikit ( tidak terdeteksi ) sehingga belum terbentuk ANTIBODI ( Non Reaktif )
    Pada saat virus masih sedikit, inilah saat yang paling tepat untuk di lakukan TINDAKAN TERAPI PENCEGAHAN agar terhindar dari Penyait HIV yang sesungguhnya.
Gambar di atas di ambil dari salah satu pasien dengan hasil antihiv 0.07 masih sedikit dinyatakan non reaktif.

Stop hiv.png


TERAPI PENCEGAHAN HIV
sampai dengan Mei 2017 SUDAH TERBUKTI 100% berhasil


sekali lagi  JANGAN menunggu hasil antihiv " Reaktif “ anda akan terlambat


INGAT  !!!!
Mencegah lebih baik dari pada mengobati


  • Terapi pencegehan HIV tidak cukup hanya meningkatkan daya tahan tubuh tetapi perlu pengobatan secara menyeluruh. dengan ramuan khusus kami Insha Allah mampu memberantas virus hiv secara total.
  • Lamannya terapi pencegahan 1 sd 3 bulan tergantung kondisi pasien. setelah 3 bulan silahkan cek antihiv ulang.







Demikian semoga kesembuhan anda karena hidayah dan pertolongan Allah semata


"Dan apabila aku sakit, Dia-lah(ALLAH)Yang menyembuhkan aku"
(QS. Asy-Syu’araa’, 26:80)


"Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit
kecuali Dia turunkan pula obatnya bersamanya.
Hanya saja tidak mengetahui orang yang tidak mengetahuinya
dan mengetahui orang yang mengetahuinya"
(HR.Ahmad 1/377, 413 dan 453)


Yakin lah bahwa Allah pasti menurunkan obatnya


KONSULTASI  
Tabib Masrukhi   WA : 0823 3222 2009

Kenapa HIV Masih Perlu Disembuhkan? EFEK ARV JANGKA PANJANG

Pil Truvada, awalnya digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi HIV, adalah komponen utama PrEP (pre-exposure prophylaxis), obat yang digunakan untuk mencegah infeksi.
Pil Truvada, awalnya digunakan untuk mengobati orang yang terinfeksi HIV, adalah komponen utama PrEP (pre-exposure prophylaxis), obat yang digunakan untuk mencegah infeksi.

Pengobatan HIV 
Dengan kesuksesan obat antiretroviral untuk merawat HIV/AIDS, banyak orang yang terinfeksi kini bisa menjalani hidup normal. Tapi merawat tidak sama dengan menyembuhkan. Seruan bagi upaya penyembuhan ini diangkat di sebuah konferensi mengenai AIDS di Vancouver, Kanada, baru-baru ini.

Nicholas Chomont memfokuskan risetnya untuk mencari di mana virus AIDS bersembunyi di dalam tubuh. Menurut profesor mikrobiologi dari Universitas Montreal tersebut, meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, kondisi saat ini jauh lebih baik daripada sebelumnya.

“Sejak penemuan HIV pada tahun 1983, kita sekarang memiliki senjata yang lebih baik untuk melawan infeksi HIV. Kita memiliki obat yang lebih baik dan lebih banyak.Jika dibandingkan kemanjuran obat-obat di masa sebelum era terapi antiretroviral, jelas obat-obat masa kini lebih manjur dan memiliki kandungan racun yang lebih rendah. Dan yang lebih penting, jumlah pil yang harus dikonsumsi orang yang hidup dengan penyakit HIV jauh berkurang. Dan ini jelas-jelas sebuah kesuksesan ilmiah yang sangat penting," katanya.

Ia mengatakan bahwa orang yang terinfeksi HIV kini hidup lebih lama dan lebih sehat.
“Jika kita lihat kemungkinan hidup seseorang yang berumur 20 tahun dan terinfeksi HIV di negara maju antara tahun 1995 dan sekarang, kita melihat peningkatan drastis terkait berapa lama seseorang dapat bertahan hidup dengan obat HIV. Dan tingkat harapan hidup ini cukup mirip dengan populasi yang tidak terinfeksi,” ujarnya.

Chomont kemudian mengajukan pertanyaan, dengan sukses sebesar ini, mengapa obat penyembuhan penyakit HIV masih diperlukan? “Saya pikir ada beberapa jawaban untuk pertanyaan ini. 
Pertama, terapi antiretroviral tidak membasmi virus. Terapi ini banyak mengurangi virus di dalam tubuh, namun virus ini masih ada. Karena virus ini masih ada, maka masalah lain akan muncul atau bertahan,” ujarnya.
Salah satu masalah tersebut bukanlah masalah medis.
Masalah pertama,” ujarnya, “adalah kriminalisasi dan stigmatisasi orang yang hidup dengan HIV masih berlangsung hingga tahun 2015 di kebanyakan negara di dunia. Orang-orang yang hidup dengan HIV harus menghadapi banyak masalah, kriminalisasi, stigmasisasi di dalam keluarga dan tempat kerja mereka. Oleh karena itu, penyembuhan HIV adalah sesuatu hal yang kami ingin kembangkan.”
Berikutnya, meskipun ART adalah kesuksesan besar, para ahli kesehatan mengatakan bahwa berjuta-juta orang yang memerlukannya masih tidak bisa mendapatkan ART.
Chomont mengatakan, “Alasan ketiga mengapa kita perlu satu pengobatan yang lebih baik dari ART adalah karena perawatan tersebut sebenarnya cukup beracun. Dan seperti kita tahu, obat-obat ini harus diberikan seumur hidup. Kami tahu bahwa obat ini dapat menyebabkan beberapa efek samping. Yang lebih penting, kami belum mengetahui efek jangka panjang obat-obat setelah 20 tahun. Jadi jika Anda butuh alasan keempat kenapa kita memerlukan penyembuhan HIV, alasan itu adalah uang.”

Chomont menggunakan Kanada sebagai contoh. Ia mengatakan, “HIV mengakibatkan kerugian besar dalam artian penderitaan manusia, kehilangan pekerjaan dan beban keuangan dalam sistem kesehatan.” Dan pasien yang berhenti mengkonsumsi obat dengan alasan apapun akan kembali menghadapi HIV yang lebih parah.

Obat yang dapat menyembuhkan HIV akan menghilangkan semua masalah-masalah ini. Namun untuk menyembuhkannya, harus terlebih dahulu ditemukan di mana HIV bersembunyi di dalam tubuh. HIV dapat berkembang pada jaringan otak, kelenjar getah bening, usus dan saluran kelamin. 

Sebagian virus HIV bisa aktif sementara yang lainnya bersifat laten atau tidak aktif, menanti kesempatan untuk menjadi aktif.
HIV juga bisa bersembunyi di tingkat selular, terutama di dalam sel memori. Sel-sel darah putih ini merupakan bagian dari sistem daya tahan tubuh. HIV dapat menyerang bakteri atau virus secara langsung atau dengan mengeluarkan antibodi. Ia mengatakan tiga hambatan utama penyembuhan adalah jaringan HIV yang gigih, jaringan sel yang terinfeksi dengan laten yang tidak bisa dibedakan dari sel-sel yang tidak terinfeksi, dan beragam jenis jaringan tempat virus HIV laten bersarang.

“Ada dua jenis penyembuhan yang sudah saya usulkan. Yang pertama adalah penyembuhan steril. Ini adalah model ideal di mana kita berantas semua jejak virus dari tubuh. Tipe penyembuhan yang kedua, mungkin lebih realistis, adalah sesuatu yang kami sebut, penyembuhan fungsional. Dalam jenis penyembuhan ini, kita mencoba mengurangi ukuran jaringan virus HIV dan dan meningkatkan sistem daya tahan tubuh agar bisa mencegah virus laten tersebut menjadi aktif.”

Professor Chomont mengatakan jika terapi antriretroviral diberikan segera setelah infeksi, obat tersebut dapat mengurangi jumlah sel yang terinfeksi secara drastis. Namun bagi sebagian besar orang yang terinfeksi namun tidak menerima obat dari awal, strategi terapi antiretroviral baru sedang dikembangkan.

Salah satunya disebut strategi “shock and kill”. Strategi ini akan membangunkan sel-sel laten dan membuatnya menyerang sel-sel. Namun dengan begitu sel-sel tersebut menjadi peka terhadap obat antiretroviral. Pada saat yang sama, strategi tersebut harus mencakup cara untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh sehingga bisa menyerang virus.

Sampai obat HIV ditemukan, ART tetap menjadi senjata utama untuk melawan HIV, dan studi baru menunjukkan bahwa semakin cepat pengobatan tersebut dimulai, semakin baik. Riset untuk vaksin HIV juga terus berlanjut. Vaksin atau penyembuhan HIV belum diharapkan akan ditemukan dalam waktu dekat.

Sumber :  http://www.voaindonesia.com

" HIV dapat berkembang pada 
jaringan otak, 
kelenjar getah bening,
 usus dan 
saluran kelamin. "

CARA MENCEGAH HIV SETELAH BERHUBUNGAN


http://www.terapihiv.com/2015/12/testimoni-bocah-penderita-hiv-yang.html
SUDAH TERBUKTI 100% BERHASIL
Ramuan kami mampu untuk membantu pencegahan penyakit HIV


Cara mencegah hiv setelah berhubungan intim BERESIKO, apalagi anda telah berhubungan dengan penderita HIV.  Setelah berhubungan beberapa hari timbul gejala gejala tertular hiv seperti flu, kondisi badan mudah lemah, sakit kepala, badan bagian dalam terasa hangat (mriyang) dan setelah di cek antihiv hasil masih " Non reaktif " maka sebaiknya SEGERA DI CEGAH, jangan menunggu hasil antihiv " Reaktif " kemudian  baru di lakukan pengobatan maka anda TERLAMBAT.


Sebab hasil antihiv “ non reaktif “ berarti ada 2 kemungkinan
  1. Virus HIV memang tidak ada di dalam tubuh atau
  2. Virus HIV “ ADA “ hanya jumlahnya sedikit ( tidak terdeteksi ) sehingga belum terbentuk ANTIBODI ( Non Reaktif )
Pada saat virus masih sedikit, inilah saat yang paling tepat untuk di lakukan TINDAKAN TERAPI PENCEGAHAN agar terhindar dari Penyait HIV yang sesungguhnya.
Stop hiv.png

TERAPI PENCEGAHAN HIV
sampai dengan MEI 2018 SUDAH TERBUKTI 100% berhasil


sekali lagi  JANGAN menunggu hasil antihiv " Reaktif “ anda akan terlambat


INGAT  !!!!
Mencegah lebih baik dari pada mengobati


  • Terapi pencegehan HIV tidak cukup hanya meningkatkan daya tahan tubuh tetapi perlu pengobatan secara menyeluruh. dengan ramuan khusus kami Insha Allah mampu memberantas virus hiv secara total.
  • Lamannya terapi pencegahan 1 sd 3 bulan tergantung kondisi pasien. setelah 3 bulan silahkan cek antihiv ulang.


Demikian semoga kesembuhan anda karena hidayah dan pertolongan Allah semata


"Dan apabila aku sakit, Dia-lah(ALLAH)Yang menyembuhkan aku"
(QS. Asy-Syu’araa’, 26:80)


"Sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan penyakit
kecuali Dia turunkan pula obatnya bersamanya.
Hanya saja tidak mengetahui orang yang tidak mengetahuinya
dan mengetahui orang yang mengetahuinya"
(HR.Ahmad 1/377, 413 dan 453)


Yakin lah bahwa Allah pasti menurunkan obatnya


KONSULTASI  
Tabib Masrukhi   0823-3222-2009

info lengkap  klik disini






contoh hasil antihiv 0,07 di nyatakan non reaktif


TESTIMONI

Pasien bernama Bpk Leo xxxxxx xxxxx dari jogjakarta , sering sekali berhubungan beresiko, kapan tertularnya tepatnya tidak di ketahui karena sering nya berhubungan dengan WTS. ahir ahir ini akhir akhir ini beliau jadi sering demam, batuk batuk dan cepat lelah /mriyang ( seperti panas dalam). sudah berobat ke dokter dan di tes ANTIHIV, hasilnya " non reaktif ", dan di minta cek ulang 3 bulan lagi.
Beliau sangat gelisah 
Setelah berobat ke tempat kami obati dalam hitungan hari terjadi perubahan yang luar biasa. kini badan fit kembali sudah beraktifitas seperti sediakala. 

Disclaimers : Hasil yang di dapatkan masing-masing orang dan waktu yang di butuhkan setiap orang berbeda-beda

Obat pencegahan HIV AIDS

Tanya :

Mencegah HIV AIDS
Nama saya xxxxxxxxx, dari sumatra, 1 bulan yang lalu saya melakukan hubungan yang sangat beRESIKO , karena ketahuan pasangan saya ternyata positif HIV. akhir akhir ini saya jadi sering demam, batuk batuk dan cepat lelah. Kami telah cek Antibodi HIV dan hasilnya " non reaktif ", kami di suruh cek ulang 3 bulan lagi 

Kami sangat gelisah..    Apakah obat ramuan pak tabib bisa mencegah HIV ? 


Jawab :
MENCEGAH LEBIH BAIK DARI PADA MENGOBATI
 JANGAN MENUNGGU HASIL LAB ANTIHIV " REAKTIF " BARU BEROBAT

Ramuan kami bisa untuk pencegahan penyakit HIV.. 
Ada 2 kemungkinan setelah saudara merasa melakukan hubungan BERESIKO meskipun hasil cek lab di nyatakan antihiv " non reaktif "
  1. Virus HIV memang tidak ada dalam tubuh.
  2. Virus HIV sudah ada tetapi TUBUH belum membentuk antibodi HIV sehingga hasil laboratorium  darah di nyatakan antihiv " non reaktif "  dan ini yang akan terjadi klik disini
UPAYA PENCEGAHAN dan Lama Pencegahanya.
  1. Jika kondisi pasien bagus FIT tidak di sertai keluhan Insya Allah PENCEGAHAN cukup 1 bulan.
  2. Jika di sertai keluhan lemas dan lain lain sebaiknya PENCEGAHAN selama 3 bulan setelah itu Cek antihiv ulang. 
Semoga bermanfaat.

16 Tanda yang menunjukkan Orang terinfeksi HIV

Tanda dan Gejala Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) hingga kini belum bisa diobati, penderitanya hanya diberikan obat-obat penguat tubuh. Orang yang berisiko terkena HIV adalah jika sering melakukan seks tanpa pengaman dengan lebih dari satu pasangan atau menggunakan obat-obat terlarang dengan suntikan.


"Pada tahap awal infeksi HIV, gejala yang paling umum pun tidak ada," kata Michael Horberg, MD, direktur HIV/AIDS di Kaiser Permanente, Oakland, California seperti yang dikutip dari Health.

Karena gejala awalnya tidak ada, orang-orang yang berisiko tersebut kadang tidak tahu tubuhnya sudah dimasuki virus HIV. Dalam 1 atau 2 bulan virus HIV memasuki tubuh. Sebesar 40 hingga 90 persen dari orang mengalami gejala seperti flu dapat dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS). Tetapi kadang-kadang gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun bahkan beberapa dekade setelah infeksi.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain:

1. Demam
Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.

"Pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh," kata Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York.

2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.

3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan lain-lain.

4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
"Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat merupakan ARS," kata Dr. Horberg. Jika memiliki risiko tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling menular pada tahap awal.

5. Ruam kulit
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS.

6. Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.

"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespon obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik," kata Dr. Horberg.

7. Penurunan berat badan
"Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun," kata Dr. Malvestutto.

8. Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.

9. Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. "Ada banyak infeksi oportunistik yang berbeda dan masing-masing dapat datang dengan waktu yang berbeda," kata Dr. Malvestutto.

Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.

10. Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV, kata Dr. Malvestutto. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.

11. Perubahan pada kuku
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti membelah, penebalan dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida.

"Pasien dengan sistem kekebalan yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur," kata Dr. Malvestutto.

12. Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. "Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita.

"Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan," kata Dr. Malvestutto.

13. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensia terkait HIV, yang biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung.

Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik seperti, menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi, dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus seperti menulis dengan tangan.

14. Herpes mulut dan herpes kelamin
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV.

Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.

15. Kesemutan dan kelemahan
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. "Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf," kata Dr. Malvestutto.

Gejala tersebut dapat diobati dengan obat-obatan penghilang rasa sakit yang dijual bebas dan antikejang seperti gabapentin.

16. Ketidakteraturan menstruasi
Penyakit HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV.

Infeksi HIV juga telah dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48 tahun bagi perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak terinfeksi sekitar usia 49-51 tahun.

di copy dari sumber :  https://www.facebook.com/notes/88db-bugar-indonesia/16-tanda-yang-menunjukkan-orang-terinfeksi-hiv/273916305980245

Infeksi Oportunistis HIV

Apa Infeksi Oportunistik Itu?

Dalam tubuh, kita membawa banyak kumanbakteri, parasit, jamur dan virus. Sistem kekebalan yang sehat mampu mengendalikan kuman ini. Tetapi bila sistem kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau obat tertentu, kuman ini mungkin tidak terkendali lagi dan menyebabkan masalah kesehatan.
Infeksi yang mengambil kesempatan dari kelemahan dalam pertahanan kekebalan disebut “oportunistik”. Istilah “infeksi oportunistik” sering kali disingkat menjadi “IO”.
Angka IO sudah menurun secara dramatis sejak tersedia terapi antiretroviral (ART). Namun IO masih menimbulkan masalah, terutama untuk orang yang baru diketahui terinfeksi HIV setelah infeksinya lebih lanjut. Banyak orang masih dirawat inap di rumah sakit dengan IO yang berat. Akibat ini, mereka dites HIV, dan baru diketahui terinfeksinya.

Tes untuk IO

Kita dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO tersebut, walaupun IO tersebut belum menimbulkan penyakit. Misalnya, hampir setiap orang dengan HIV jika dites untuk virus sitomegalia (cytomegalovirus atau CMV) ternyata positif. Tetapi penyakit CMV sangat jarang berkembang kecuali bila jumlah CD4 turun di bawah 50, yang merupakan tanda kerusakan berat terhadap sistem kekebalan.
Untuk menentukan apakah kita terinfeksi IO, darah kita dapat dites untuk antigen (potongan kuman penyebab IO) atau untuk antibodi (protein yang dibuat oleh sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Ditemukan antigen berarti kita terinfeksi. Ditemukan antibodi berarti kita pernah terpajan pada infeksi. Kita mungkin diberikan imunisasi atau vaksinasi terhadap infeksi tersebut, atau sistem kekebalan mungkin “memberantas” infeksi dari tubuh kita, atau pun kita mungkin tetap terinfeksi. Jika kita terinfeksi kuman penyebab IO, dan jika jumlah CD4 kita cukup rendah sehingga memungkinkan IO berkembang, dokter kita akan mencari tanda penyakit aktif. Tanda ini tergantung pada IO.

IO dan AIDS

Orang yang tidak terinfeksi HIV dapat mengembangkan IO jika sistem kekebalannya rusak. Misalnya, banyak obat yang dipakai untuk mengobati kanker menekan sistem kekebalan. Beberapa orang yang menjalani pengobatan kanker dapat mengembangkan IO.
HIV melemahkan sistem kekebalan, sehingga IO dapat berkembang. Jika kita terinfeksi HIV dan mengalami IO, kita mungkin AIDS.
Di Indonesia, Kemenkes bertanggung jawab untuk memutuskan siapa yang AIDS. Kemenkes mengembangkan pedoman untuk menentukan IO yang mana mendefinisikan AIDS. Jika kita HIV, dan mengalami satu atau lebih IO “resmi” ini, maka kita dianggap AIDS.

IO Mana yang Paling Umum?

Pada tahun-tahun pertama epidemi AIDS, IO menyebabkan banyak kesakitan dan kematian. Namun, setelah orang mulai memakai ART, penyakit akibat IO dialami oleh jauh lebih sedikit orang. Tidak jelas berapa banyak orang dengan HIV akan jatuh sakit dengan IO tertentu.
Pada perempuan, penyakit pada vagina dapat menjadi tanda awal infeksi HIV. Masalah ini, antara lain, termasuk penyakit radang panggul dan vaginosis bakteri.
Berikut tercantum IO yang paling umum, berbarengan dengan penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
  • Kandidiasis adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Rentang CD4: dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi. 
  • Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata yang dapat menimbulkan kebutaan. Rentang CD4: di bawah 50. 
  • Dua macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita terinfeksi HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
  • Malaria adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan lebih berat pada orang terinfeksi HIV.
  • Mycobacterium avium complex (MAC) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam berulang, seluruh badan terasa tidak enak, masalah pencernaan, dan kehilangan berat badan yang berlebihan. Rentang CD4: di bawah 50..
  • Pneumonia pneumocystis(PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) yang gawat. Rentang CD4: di bawah 200. . Sayangnya PCP tetap menjadi IO yang agak umum pada orang yang belum diketahui HIV, atau Odha yang belum mulai ART.
  • Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi protozoa yang menyerang otak. Rentang CD4: di bawah 100. 
  • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang pada sistem saraf pusat). Rentang CD4: TB dapat menimbulkan penyakit dengan jumlah CD4 berapa pun. 

GEJALA AWAL HIV AIDS

Banyak orang dengan HIV Positif  tidak memiliki gejala selama beberapa tahun, sedangkan yang lain mungkin mengalami gejala mirip flu, biasanya dua sampai enam minggu setelah terkena virus. 
Gejala-gejala dapat bertahan hingga empat minggu.
Gejala awal infeksi HIV dapat mencakup:

  • demam
  • panas dingin
  • nyeri sendi
  • sakit otot
  • sakit tenggorokan
  • berkeringat (terutama pada malam hari)
  • pembengkakan kelenjar
  • ruam merah
  • kelelahan
  • lesu
  • penurunan berat badan
Infeksi HIV tidak bergejala

Dalam banyak kasus, setelah gejala awal hilang, tidak akan ada gejala yang lebih lanjut selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, virus membawa pada pengembangan dan merusak sistem kekebalan tubuh. Proses ini dapat memakan waktu hingga 10 tahun dan ia tidak mengalami gejala, merasa baik dan tampak sehat.

Infeksi HIV stadium


Jika tidak diobati, HIV melemahkan kemampuan untuk melawan infeksi. Ia menjadi rentan terhadap penyakit serius. Jika sudah memasuki tahapan ini, maka inilah yang disebut AIDS.

Tanda dan gejala infeksi HIV stadium mungkin termasuk:

  • penglihatan kabur
  • diare, yang biasanya terus-menerus atau kronis
  • batuk kering
  • demam di atas 37C (100F) berlangsung selama berminggu-minggu
  • berkeringat di malam hari
  • kelelahan permanen
  • sesak napas
  • kelenjar bengkak yang berlangsung selama berminggu-minggu
  • penurunan berat badan
  • bintik-bintik putih di lidah atau mulut
Selama infeksi HIV stadium akhir, risiko mengidap penyakit yang mengancam jiwa jauh lebih besar. Contoh termasuk:

  • esofagitis (radang selaput ujung bawah kerongkongan)
  • infeksi pada sistem saraf (meningitis aseptik akut, subakut ensefalitis, neuropati perifer)
  • pneumonia
  • beberapa jenis kanker, seperti sarkoma kaposi, kanker serviks invasif, kanker paru-paru, karsinoma rektal, karsinoma hepatoseluler, kanker kepala dan leher, kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma
  • toksoplasmosis (penyakit yang disebabkan oleh parasit yang menginfeksi otak. Hal ini juga dapat menyebabkan penyakit pada mata dan paru-paru)
  • tuberkulosis
Penyakit-penyakit yang mengancam jiwa sepertii diatas dapat dikontrol dan diobati dengan pengobatan HIV yang tepat.
Apa perbedaan antara HIV dan AIDS ?
HIV adalah virus yang menyerang sel-T dalam sistem kekebalan tubuh.
AIDS adalah sindrom yang muncul dalam stadium lanjut infeksi HIV.
HIV adalah virus.
AIDS adalah kondisi medis.
Infeksi HIV menyebabkan penyakit AIDS. Namun, adalah mungkin untuk terinfeksi HIV tanpa terkena AIDS. Tanpa pengobatan, infeksi HIV akhirnya akan berkembang menjadi AIDS.
Tes HIV dapat mengidentifikasi infeksi pada tahap awal. Hal ini memungkinkan pasien untuk melakukan pencegahan untuk menunda/memperlambat virus berkembang.
Pasien AIDS masih memiliki virus HIV dan masih menular. Seseorang dengan AIDS dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Apa saja tanda dan gejala HIV/AIDS?
Yang dimaksud tanda adalah sesuatu dimana orang lain selain pasien dapat mendeteksi, seperti pembengkakan, ruam, atau mengubah warna kulit. Gejala adalah sesuatu yang hanya pasien bisa merasakannya dan menggambarkannya, seperti sakit kepala, kelelahan, atau pusing.

Gejala AIDS

Dalam sebagian besar kasus, gejala HIV adalah hasil dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Kondisi ini biasanya tidak terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, yang melindungi tubuh terhadap infeksi.
Apa yang menyebabkan HIV/AIDS?
Laju perkembangan HIV bervariasi antara individu dan tergantung pada banyak faktor (usia pasien, kemampuan tubuh untuk bertahan melawan HIV, akses ke perawatan kesehatan, adanya infeksi, warisan genetik orang yang terinfeksi, ketahanan terhadap jenis tertentu HIV).

HIV dapat ditularkan melalui:
Transmisi seksual. Hal ini dapat terjadi ketika ada kontak seksual dengan sesorang yang terinveksi HIV. Hal ini dapat terjadi saat berhubungan seks tanpa kondom, termasuk seks vagina, seks oral dan anal seks atau berbagi mainan seks dengan seseorang yang terinfeksi HIV.
Penularan perinatal. Ibu dapat menularkan infeksi tersebut kepada anaknya selama proses persalinan, kehamilan, dan juga melalui menyusui.
Transmisi darah. Risiko penularan HIV melalui transfusi darah saat ini sangat rendah di negara maju berkat ketelitian dan tindakan pencegahan yang lebih baik. Di antara pengguna narkoba, berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi HIV sangat berbahaya.
Berkat prosedur perlindungan yang ketat risiko infeksi HIV bagi para pekerja kesehatan adalah rendah.
ISeseorang yang memasang rajah dan tindik juga berisiko dan harus sangat berhati-hati. Ini beresiko pemasang juga.
Mitos
Ada banyak kesalahpahaman tentang HIV dan AIDS. Ada beberapa faktor yang dianggap bisa menularkan HIV namun ini hanyalah mitos, alias tidak benar:

  • berjabat tangan
  • memeluk
  • berciuman
  • bersin
  • menyentuh kulit yang tak luka
  • menggunakan toilet yang sama
  • menggunkan handuk yang sama
  • menggunakan sendok garpu yang sama
  • atau bentuk lain dari "kontak biasa"
Bagaimana HIV/AIDS didiagnosis?
Kebijakan Pemerintah diagnose di tegakan / di pastikan hanya dengan pemeriksaan darah ANTI HIV.
Diagnosa bisa dilakukan dengan tes darah pada layar khusus untuk virus.
Jika virus HIV telah ditemukan, hasil tes adalah "positif". Darah kembali diuji beberapa kali sebelum hasil positif diberitahukan kepada pasien.
Bagi mereka yang telah menjalani tes darah beberapa kali dengan hasil positif, mereka akan diminta untuk menjalani beberapa tes lain untuk melihat bagaimana infeksi telah berkembang, dan juga untuk memutuskan kapan harus memulai pengobatan.
Semakin HIV lebih awal terdeteksi, semakin besar kemungkinan pengobatan akan berhasil. Juga, tindakan dapat diambil untuk mencegah penyebaran virus kepada orang lain.

Penjelasan lengkap HIV AIDS

Hasil gambar untuk terapi hiv aids


Apa itu HIV
Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini berada dalam cairan tubuh manusia seperti darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Tidak semua cairan dalam tubuh manusia memiliki HIV. Ada juga yang tidak berpotensial yaitu cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
Penyakit HIV AIDS termasuk penyakit yang sangat membahayakan bagi manusia. Karena penyakit ini  menyerang sistem tubuh manusia. Dalam sistem tubuh manusia, terdapat sel yang melawan virus yang masuk ke dalam tubuh manusia, sel tersebut memiliki CD4. CD4 berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi yang ada. Jadi walau banyak infeksi dari berbagai sumber, kita tidak setiap saat menjadi sakit, ini dikarenakan CD4 masih bisa berfungsi dengan semestinya untuk melawan berbagai infeksi ini. Namun jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita akan dengan mudah masuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan penyakit. Virus HIV inilah yang menyerang CD4 sehingga berkurang dan menyebabkan sistem imun tubuh manusia menurun.
Jadi, Apakah apabila virus HIV dalam tubuh saya berkurang, maka CD4 saya pun akan naik?
Satu hal yang harus kami tegaskan di sini adalah, CD4 tidak di hasilkan oleh obat-obatan (baik itu medis ataupun tradisional). CD4 yang berada dalam tubuh kita di hasilkan oleh tubuh kita sendiri dari asupan makanan dan minuman yang bergizi. Sehingga, jangan heran apabila banyak kasus yang jumlah virus HIV pada pasien ODHA turun akan tetapi nilai CD4 pada tubuhnya juga turun. Kenapa? Karena penurunan dan kenaikan jumlah CD4 bukan hanya karena faktor kepatuhan pasien meminum obat saja, akan tetapi akan terpengaruh juga oleh asupan makanan dan minuman yang bergizi, tingkatan stress si pasien, dll. Akan percuma rasanya apabila ada pasien ODHA rajin meminum obat HIV AIDS akan tetapi dia tidak memperhatikan pola makan dan pola hidup sehatnya. Sehingga sering kali kami tegaskan kepada pasien kami, jaga pola hidup sehat dan makanan anda apabila ingin cepat sembuh!
Infeksi Oportunistik Pasien HIV AIDS
Infeksi oportunistik atau sering disingkat menjadi IO adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Infeksi oportunistik ini biasanya hanya menyerang kepada para penderita penyakit HIV. Infeksi oportunistik ini terjadi karena di dalam tubuh kita terdapat banyak kuman misalnya bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistem kekebalan seseorang bekerja dengan baik, sistem tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistem kekebalan dilemahkan oleh virus HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa IO yang paling umum, berbarengan dengan penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
  • Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) yang gawat. Rentang CD4: di bawah 200. Sayangnya PCP tetap menjadi IO yang agak umum pada orang yang belum diketahui HIV.
  • Dua macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita terinfeksi HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
  • Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang terkadang menyebabkan penyakit mata yang dapat menimbulkan kebutaan.
  • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang pada sistem saraf pusat). Rentang CD4 untuk TB dapat menimbulkan penyakit dengan jumlah CD4 berapa pun.
  • Kandidiasis adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Rentang CD4 dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
  • Mycobacterium avium complex (MAC) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam berulang, seluruh badan terasa tidak enak, masalah pencernaan, dan kehilangan berat badan yang berlebihan.
  •  Sirosis atau pengerasan hati akibat virus hepatitis B atau Hepatitis C.
Penularan Penyakit HIV AIDS
ada banyak cara penularan HIV AIDS pada seseorang, namun yang paling umum adalah :
  • Hubungan seksual. Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Lakukanlah hubungan seks yang aman.
  • Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi oleh pemakai narkoba atau perawatan kesehatan. Jarum suntik yang sudah dipakai bisa mengandung cairan dari pemakainya. Kebiasaan seperti ini yang banyak digunakan pecandu narkoba.
  • Transfusi darah. Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan pasien melalui skrining yang ketat.
  • Dari ibu kepada bayinya. Ibu hamil yang punya penyakit HIV berisiko tinggi menularkan ke bayinya saat masa hamil, bersalin dan menyusui. Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya pada masa kehamilan adalah 15-20 persen. Sedangkan pada saat kelahiran 10-15 persen, dan pada saat menyusui adalah 15-20 persen.
Gejala Penyakit HIV AIDS
Berikut adalah beberapa gejala seseorang positif terkena HIV, antara lain:
  • Demam
Salah satu tanda-tanda pertama adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F).
  • Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.
  • Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
Sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
  • Penurunan berat badan
Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun.
  • Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.
  • Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
  • Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.
  • Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan.
  • Herpes mulut dan herpes kelamin
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV. Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Ketidakteraturan menstruasi
Infeksi HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV.
Tes Laboratorium Penyakit HIV
Terdapat beberapa jenis tes laboratorium yang digunakan untuk memonitor HIV. Keempat tes yang paling umum adalah viral load, jumlah CD4, tes darah lengkap dan tes kimia darah. Keempat jenis tes ini adalah tes darah dan merupakan tes paling komprehensif yang ada untuk memonitor kesehatan seeorang dengan HIV.
  • Viral load
Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah HIV dalam darah (kopi/mL). Terdapat dua jenis tes viral load: polymerase chain reaction (PCR) atau branched DNA (b-DNA). Dari ringkasan hasil tes anda dapat mengetahui jenis tes yang digunakan. Walaupun kedua tes ini memberikan kesimpulan yang hampir sama, hasil tes dari dua jenis tes laboratorium ini tidak sebanding. Karenanya, walaupun hasil kedua tes tersebut pada dasarnya memberikan informasi yang sama, sangatlah penting untuk hanya menggunakan salah satu agar memberikan perbandingan yang konsisten.
  • Jumlah CD4
Tes ini mengukur jumlah sel CD4 (T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan kesehatan sistem kekebalan tubuh anda. Fokus dari tes ini adalah untuk mengukur jumlah CD4 absolut. Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam sistim kekebalan tubuh anda.
  • Tes darah lengkap
Tes ini mengukur tiap komponen dalam darah diantaranya mengukur jumlah sel darah putih, hemoglobin, hematocrit dan platelet dalam darah.
  • Skrining kimia darah
Tes ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar dengan mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Salah satu fokus terpenting dalam tes ini adalah monitor ensim hati. Hati merupakan organ tubuh penting karena hati membantu memproses obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien.

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009