“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Slide 1 Code Start -->

ODHA dengan Infeksi Oportunis : Dermatitis Kronis dan SGB

Perbaikan yang begitu cepat hanya dalam waktu 1 bulan pengobatan. Alhamdulllah

Control Keberadaan Virus HIV

Sangat penting di lakukan Kontrol VL selama Pengobatan Kami

Rasulullah ﷺ
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”

Di NYATAKAN SEMBUH, Dua Orang Ini Kembali Dinyatakan Positif HIV



HIV kembali ditemukan pada darah dua pasien yang sebelumnya dinyatakan "sembuh". Pasien saat itu dinyatakan demikian karena sudah menjalani prosedur transplantasi sumsum tulang.

Temuan tersebut dipresentasikan pada konferensi internasional ilmuwan AIDS. Dalam kesempatan tersebut, salah satu ilmuan Timothy Henrich dari Brigham and Woman's Hospital di Boston menunjukkan kemampuan HIV untuk bersembunyi di dalam tubuh manusia.

Sebelum menjalani prosedur trasplantasi sumsum tulang, dua pasien tersebut sudah menjalani beberapa prosedur lainnya. Namun belum ada yang berhasil menyembuhkan kanker limfoma Hodgkin's yang mereka alami.

Keduanya telah berjuang melawan HIV selama bertahun-tahun, namun mereka sepakat untuk berhenti menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral (ARV) dan memilih prosedur transplantasi sumsum tulang. Ini mereka lakukan karena prosedur tersebut juga dapat sekaligus menghilangkan virus dari tubuh mereka.

Satu dari mereka dinyatakan bebas HIV selama tujuh minggu, namun sayangnya virus kembali ditemukan setelahnya. Dokter pun menyarankan agar pasien kembali meneruskan pengobatan ARV.
Sementara pasien lainnya yang masih dinyatakan bebas virus masih melanjutkan berhenti obat ARV. Hingga delapan bulan kemudian, virus kembali dinyatakan kambuh dan pasien pun perlu melanjutkan pengobatan.

Henrich dan timnya mengakui hasil dari studi masih mengecewakan, namun mereka percaya temuan ini akan memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat sebagai landasan studi selanjutnya.

"Kami akan kembali meneliti. Ilmu pengetahuan sangat menyenangkan, meski kadang hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan," pungkasnya.

"Sembuh" dari HIV, Anak Ini Benar-benar Bebas Virus



Seorang anak berusia tiga tahun asal Mississippi, Amerika Serikat, dinyatakan sembuh dari infeksi HIV. Dokter melaporkan, berkat penanganan agresif yang langsung dilakukan sejak dilahirkan, kini anak perempuan itu bebas virus.

Pakar imunologi dari University of Massachussets Medical School yang menangani kasus tersebut, dr Katherine Luzuriaga, mengatakan, penanganan awal dengan kombinasi obat antiretroviral (ARV) yang potensial dapat menjaga virus tidak berkembang di dalam tubuh anak itu.

Para dokter mengaku masih ragu untuk menyatakan anak itu benar-benar sembuh. Namun menurut laporan terbaru yang dimuat dalam New England Journal of Medicine, tidak ditemukan virus yang bereplikasi secara aktif dalam sistem tubuhnya. Anak itu bahkan sudah berhenti mengonsumsi obat sejak usia 18 bulan.

Beberapa tes menunjukkan indikasi keberadaan virus yang sangat rendah dalam darah anak itu. Namun, dokter belum dapat memastikan apakah hasil itu adalah "false positive" atau hanya sisa dari virus yang telah dimusnahkan.

"Jika yang terdeteksi itu adalah sisa virus, maka pertanyaannya adalah apakah mereka bisa hidup kembali. Untuk itu, kami menyebutnya sebagai remisi karena kami mengikuti anak itu dalam periode waktu yang lama untuk mengetahui apakah tubuhnya dapat mengontrol virus tanpa bantuan obat," papar Luzuriaga.

Kasus ini lantas tercatat sebagai remisi HIV pertama pada anak. Temuan ini awalnya dipresentasikan pada bulan Mei selama pertemuan ilmiah di Atlanta dan terus diperbarui untuk menambah detailnya.

Menurut dokter anak yang menanganinya, dr Hannah Gay dari University of Mississippi Medical Center, anak itu diberikan penanganan HIV sejak 30 jam setelah kelahirannya.

Luzuriaga mengatakan, dokter umumnya memberikan ibu dengan HIV positif melalui dua pengobatan ARV untuk mencegah transmisi virus pada janinnya. Setelah proses persalinan, bayi kemudian langsung dites untuk HIV dan diberi pengobatan begitu diketahui bahwa terdapat virus di dalam tubuhnya.

Namun, dalam kasus anak ini, sang ibu sebelumnya tidak diketahui terjangkit HIV, begitu pula dengan anaknya begitu dilahirkan. Inilah yang membuat Gay sesegera mungkin memberikan pengobatan ARV.

Gay juga memilihkan kombinasi tiga obat ARV guna meningkatkan kemampuannya, dan memberikannya hingga anak itu berusia 18 bulan. Menurut Luzuriaga, hal ini dilakukan guna menjaga virus tidak menjadi resisten terhadap obat apa pun sebelum hilang dari tubuh si anak.

Lebih lanjut, Luzuriaga menjelaskan, ada dua faktor yang berperan penting dalam mencegah HIV merusak sistem imun, yaitu waktu dan pengobatan. Semakin dini diberi pengobatan ARV, semakin besar peluang untuk "sembuh".

Berdasarkan kasus anak perempuan itu, studi lanjutan akan dilakukan dengan metode pemeriksaan dini untuk memastikan bahwa pendekatan tersebut dapat dilakukan pada semua bayi yang terinfeksi HIV.

Ilmuwan Penemu HIV Katakan Tak Mungkin Ada Obat AIDS

Stop HIV

KOMPAS.com — Salah satu ilmuwan yang menemukan virus penyebab AIDS dan tes darah untuk deteksi HIV, dr Robert Gallo, mengatakan tidak yakin bahwa akan ada obat untuk menyembuhkan AIDS.

HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh. Akibatnya, muncul sekumpulan gejala penyakit yang disebut dengan AIDS.

Setelah epidemi HIV/AIDS berlangsung lebih dari 30 tahun, para ahli kesehatan kini lebih sering membicarakan HIV ketimbang AIDS. Ini karena kombinasi obat anti-HIV yang disebut antiretroviral (ARV), yang juga ikut diteliti oleh Gallo, membuat angka kesakitan dan kematian akibat virus ini menurun drastis.

Mereka yang terinfeksi kemudian memiliki kualitas hidup yang membaik karena tetap sehat. Yang lebih penting lagi, ARV secara signifikan menurunkan penularan.

Perkembangan positif pada pengobatan HIV ini membuat para ahli kesehatan yakin bahwa infeksi HIV bisa dihilangkan, dan kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME baru-baru ini, Gallo mengatakan bahwa hal tersebut tidak mungkin. "Sampai kita bisa menemukan vaksin yang secara utuh bisa melindungi seseorang dari terinfeksi HIV, yang kita dapatkan hanyalah kesembuhan fungsional," katanya.

Kesembuhan fungsional berarti seseorang yang tertular HIV diberi pengobatan sampai virusnya tidak terdeteksi dan tidak mungkin aktif lagi. Meski begitu, virusnya sebenarnya tetap tidur dalam tubuh orang tersebut.

Kesembuhan fungsional sudah didapatkan pada dua bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV. Mereka adalah dua bayi pertama yang sembuh secara fungsional setelah diberikan ARV dalam dosis orang dewasa, sesaat setelah dilahirkan.

"Kita tak akan bisa menggantikan imunisasi aktif. Namun, memakai obat ARV untuk mencegah infeksi bisa menjadi langkah penting untuk mengendalikan epidemi ini," ujarnya.

Mungkin ada yang akan menganggap langkah tersebut kecil, setelah 30 tahun penelitian mengenai penyakit HIV/AIDS. Namun bagi mereka yang hidup dengan HIV saat ini, langkah itu adalah sebuah pencapaian besar untuk membuat mereka tetap hidup aktif dan produktif.

17 Fakta Ungkap Kondom 100 Persen Tidak Aman Cegah AIDS

JAKARTA (voa-islam.com) Prof Dr dr Dadang Hawari, seorang pakar dalam bukunya Global Effect HIV/AIDS, ternyata secara Ilmiah Kondom 100 Persen tidak Aman Cegah AIDS, karena faktnya penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia memang mengkhawatirkan. Data terbaru menunjukkan pada 2012 jumlah orang yang telah terinfeksi HIV sejumlah 10.362 orang, 5.686 terinfensi AIDS dan 1.146 meninggal dunia karenanya.  orang, 5686 terinfensi AIDS dan 1.146 meninggal dunia karenanya.

Lalu, jika kondisinya demikian apakah kampanya pemakaian kondom adalah solusi atas persoalan ini?. Jawabnya adalah tidak. Dari hasil penelitian ilmiah yang sangat banyak terbukti virus HIV/AIDS bisa menembus kondom. Kondom sendiri sebenarnya dirancang untuk Keluarga Berencana. Itupun tetap mengalami kebocoran.

Simak fakta mencengangkan berikut ini, beberapa data ini kiranya dapat menyadarkan kita semua terdapat kontroversi kondom yang selama ini diperdebatkan:
  1. Januari hingga Juni 2013, diketahui jumlah orang yang terinfeksi HIV mencapai 10.210 orang. 780 orang terinveksi AIDS dan 105 orang telah meninggal.   Kondom terbuat dari bahan latex (karet), bahan ini merupakan senyawa hidrokarbon dengan polimerisasi yang berati mempunyai serat dan berpori-pori. Disamping itu karena proses pembuatan pabrik kondom juga memiliki lubang cacat mikroskopis atau “pinholes”.
  2. Penelitian yang dilakukan oleh Lytle, et. al. (1992) dari Division of Life Sciencies, Rockville, Maryland, USA, membuktikan bahwa penetrasi kondom oleh pertikel sekecil virus HIV/AIDS dapat terdeteksi.
  3. Penelitian yang dilakukan oleh Cary, et. al (1992) dari Division of Pshysicial Sciences, Rockville, Maryland, USA, menemukan kenyataan bahwa virus HIV/AIDS dapat menembus kondom. Kondom yang beredar di pasaran 30% bocor.
  4. Direktur Jenderal WHO, Hiroshi Nakajima (1993) menyatakan bahwa efektifitas kondom diragukan.
  5. Pernyataan J. Mann (1995) dari Harvard AIDS Institute yang menyatakan bahwa tingkat keamanan kondom (bebas bocor) hanya 70%.
  6. Dalam konferensi AIDS Asia Pasifik di Chiang Mai, Thailand (1995) dilaporkan bahwa pengguna kondom aman tidaklah benar. Pori-pori kondom berdiameter 1/60 mikro dalam keadaan tidak meregang, sedangkan bila dalam keadaaan meregang pori-pori tersebut mencapai 10 kali lebih besar. Sementara kecilnya virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Dengan demikian jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa menembus kondom.
  7. Laporan dari majalah Customer Report (1995) menyatakan bahwa pemeriksaan dengan menggunakan elektron mikroskop dapat dilihat pori-pori kondom yang 10 kali lebih besar dari  virus HIV (Rep.1/11/95).
  8. Pernyataan dari M. Potts (1995), Presiden Family Health Internasional, salah satu pencipta kondom mengakui antara lain bahwa, “Kami tidak dapat memberitahukan kepada kalayak ramai sejauh mana kondom dapat memberikan perlindungan pada seseorang. Sebab, menyuruh mereka yang telah masuk kedalam kehidupan yang memiliki risiko tinggi (seks bebas dan pelacuran) ini memakai kondom, sama saja artinya menyuruh orang yang mabuk memasang sabuk kelehernya” (Rep. 12/11/95).
  9. Pernyataan dari V. Cline (1995), Profesor Psikologi dari Universitas Utah, Amerika Serikat, menegaskan bahwa memberi kepercayaan kepada remaja atas keselamatan berhubungan seksual dengan menggunakan kondom adalah sangat keliru. Jika para remaja percaya bahwa dengan kondom mereka aman dari HIV/AIDS atau penyakit kelamin lainya, berarti mereka telah tersesat (Rep. 12/11/95).
  10. Pernyataan pakar AIDS, R. Smith (1995), telah bertahun-tahun mengikuti ancaman AIDS dan pengguna kondom, mengancam mereka yang telah menyebarkan safe sex sama saja dengan mengundang kematian”. Selanjutnya beliau mengetengahkan pendapat agar risiko penularan/penyebaran HIV/AIDS diberantas dengan cara menghindari hubungan seksual diluar nikah (Rep.12/11/95)
  11. Di Indonesia pada 1996 yang lalu kondom yang diimpor dari Hongkong ditarik dari peredaran karena 50% bocor.
  12. Tingkat keamanan kondom (bebas kebocoran) di negara-negara berkembang rata-rata hanya 70%. Kondom terbuat dari latex yang peka terhadap sinar (matahari dan lampu), oksigen dan kelembaban. Umur pakai kondom hanya 5 tahun. Dikhawatirkan, banyak kondom yang diimpor dari luar negri yang melewati batas waktunya. Penyimpanan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kondom berjamur, robek bahkan copot sama sekali. Kalau diamati penyimpanan kondom diapotik-apotik yang sering diletakkan di bawah lampu neon. Keadaan bertambah gawat kalau penyimpanan di gudangnya kurang hati-hati atau kurang teliti misalnya diletakkan di lantai. Namun terdapat fakta yang lebih memprihatinkan, yaitu orang membeli kondom justru di pinggir jalan. Dari berbagai penelitian di Indonesia menunjukan orang membeli kondom di penjual rokok atau jamu atau kios obat kaki lima. Dari 10 orang orang petualang seks 3 orang kemungkinan tidak aman dari serangan HIV/AIDS karena itu seks yang aman adalah hanya dilakukan dengan pasangan yang sah. (Lubis, F.,1996)
  13. Gereja Katolik (Vatikan) menyerukan kepada masyarakat bahwa kondom tidak melindungi seorang dari ketularan virus HIV/AIDS. Selanjutnya sebagaimana dikemukakan oleh Kim Barnes (2003) dari BBC London, menyatakan bahwa cara terbaik agar terhindar dari virus HIV/AIDS adalah abstinentia, yaitu tidak melakukan hubungan seks di luar nikah.
  14. Alfonso Lopez Trujillo (2003) seorang kardinal senior dari Vatikan yang menyatakan virus HIV/AIDS dapat menembus dinding kondom, kecilnya virus HIV 1/450 lebih kecil dari sperma saja masih bisa menembus lapisan kondom, apalagi virus HIV.
  15. Gordon Wambi (2003) seorang aktivis AIDS menyatakan ketidaksetujuan pemakaian kondom. Hal ini sesuai dengan Vatikan’s Pontifical Council for Familiy yang menyerukan kepada pemerintah agar tidak menganjurkan pemakaian kondom kepada rakyatnya: kampanye kondom sama saja kampanye rokok, bahanya sama.
  16. Sejak kondom mudah diperoleh, penyebaran virus HIV/AIDS menjadi semakin melesat dengan pesat, disimpulkan bahwa kondom membantu penularan penyebaran HIV/AIDS, demikian dikemukakan oleh Archbishop of Nairobi (Raphael Ndingi Nzeki, 2003).
  17. Selanjutnya gereja Katolik menganjurkan kepada salah satu pasangan suami istri yang terinfeksi untuk tidak menggunakan kondom, sebab virus HIV bisa menembus pada pasangan yang lain. Dewasa ini dunia sedang menghadapi global pandemic HIV/AIDS yang telah menewaskan lebih dari 20 juta orang dan menginfeksi 42 juta orang.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Pekan Kondom Nasional 2013. Kegiatan ini digelar dalam rangka peringatan hari AIDS se-Dunia 1 Desember 2013. Tujuannya untuk menekan angka penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia.

Sumber : Prof Dr dr Dadang Hawari, Psikiater (Global Effect HIV/AIDS; Dimensi Psikoreligi,2012/antiliberal/voa-islam.com)

Untuk Para Suami: Semudah Ini Memahami Istri

Kaum Adam sering mengeluh betapa susahnya memahami perempuan. Sampai-sampai banyak terbit buku panduan ‘how to’ sekadar untuk menjembatani kedua insan berlainan jenis ini. salah satunya. Buku ini memberikan gambaran tentang betapa berbedanya laki-laki dan perempuan itu sehingga seolah-olah mereka hidup di dua planet yang berbeda.
Di bawah ini sedikit tips untuk para laki-laki terutama suami agar lebih mudah memahami perempuan dalam hal ini istrinya. Stop bagi yang belum menikah karena bisa menimbulkan fitnah bila sampai diterapkan bukan pada yang berhak. Sedangkan untuk para suami, semoga saja terinspirasi untuk melakukan hal kecil berikut ini yang bisa jadi maknanya sangat besar bagi sang istri.
  1. Perempuan suka bunga. Tidak harus suami mengeluarkan uang hingga ratusan ribu hanya untuk membahagiakan istri dengan bunga. Cukup setangkai bunga yang harganya tidak sampai sepuluh ribu rupiah bila di kota besar. Atau bisa juga bunga yang indah ini dipetik dari halaman rumah bila ada tanaman yang sedang berbunga. Intinya adalah perhatian dari sang suami dengan kejutan kecil yang romantis yaitu pemberian bunga. Sesederhana itu.
  2. SMS mesra. Baiklah, karena sekarang zamannya pesan dikirim via what’s up, telegram atau messenger lainnya, maka lakukan. Istri tidak mengharap kalimat panjang kali lebar dari sang kekasih hati yaitu suami. Cukup sapaan sederhana untuk menceriakan harinya sebelum berkutat dengan pekerjaan rumah tangga yang seolah tak ada habisnya. Ya...ucapan seperti ‘Selamat pagi, Sayang” itu sudah cukup untuk membuat istri merasa disayangi, dihargai dan dicintai. Ia pun akan menunaikan tugasnya dan melayani suami dengan penuh bahagia dan kerelaan sepenuh hati.
  3. Beri kejutan dengan sesekali memberinya hadiah coklat tanpa harus menunggu hari khusus tertentu. Bisa dipastikan wajah istri langsung sumringah bahagia saat tiba-tiba saja suami memberinya coklat yang itu bisa saja dimakan berdua, saling bergantian. Hmm...romantisnya.
Ketiga kejutan kecil di atas bisa menjadi angin segar ketika terjadi kejenuhan atau mungkin perselisihan di dalam pernikahan. Namanya saja biduk berlayar, pastilah ada angin kencang yang mampu mengguncangkan layar. Semoga para suami tidak bingung lagi menghadapi istri yang tiba-tiba uring-uringan tidak jelas. Cukup beri salah satu dari ketiga kejutan di atas, dan tunggu reaksinya. Jadi, tidak ada alasan lagi kan sekarang laki-laki mengeluh bahwa perempuan susah dimengerti? Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Mengapa Kau Izinkan Suami Menikah Lagi, Sedangkan Bantalmu Terbasahi Air Matamu Sendiri

Voa-Islam.id - Setiap muslimah yang menikah pastilah mendambakan kebahagiaan dalam mengarungi samudra rumah tangga. Akan tetapi untuk mencapai kebahagiaan itu, tentu tak mudah. Ada banyak jalan berliku demi meraih ridho Ilahi.  Bisa jadi jalan berliku itu salah satunya bernama poligami.

Poligami adalah hal yang tak asing lagi bagi seorang muslimah. Syariah Allah menghalalkan bagi seorang suami untuk melakukan hal itu. 

Semua telah diatur dalam hukum Islam secara jelas baik dalam Al Quran dan As Sunah. Dalam realitanya kebanyakan muslimah merasa berat jika mengetahui suami tercintanya akan melakukan sunah poligami. Kebanyakan muslimah berpikir, bila suaminya menikah lagi berarti dia telah mengkhianati cinta suci yang diberikannya, apalagi masalah cinta ini adalah sesuatu yang privasi jadi tidak layak untuk dibagi kepada lainnya.

Bukan hanya itu saja, muncul juga berbagai macam alasan seperti mulai merasa jijik dan risih, takut suami tidak adil, sampai pada pikiran nanti suami diambil lari istri kedua. Begitulah berbagai macam alasan yang ada di tengah masyarakat kita.

Akan tetapi di tengah banyaknya wanita menolak untuk dipoligami, akan selalu ada muslimah yang  taat kepada syariah serta menjunjung tinggi aturan Allah dengan penuh ketundukan dan kepatuhan. Mereka berjuang berjihad melawan hawa nafsunya, tak kenal lelah mencari ilmu Allah berhusnudhon bahwa apa yang dihalalkan oleh Allah pastilah kebaikan bagi dirinya. Meskipun fitrah nurani seorang wanita terkadang berbicara sehingga air mata menetes dengan sendirinya di pipi membasahi setiap bantal tidur yang menemani, mereka sadar bahwa menjalankan syariah Allah butuh perjuangan. Ia tidak boleh memakai egonya karena hal itu hanya akan menambah kekufuran yang tiada henti.

Dalam sebuah diskusi komunitas keluarga poligami di sebuah jejaring sosial media, pernah muncul sebuah pertanyaan kepada para istri pertama yang mengizinkan suami untuk berpoligami. “Mengapa Kau Izinkan Suamimu Menikah Lagi sedangkan Bantalmu Terbasahi Oleh Air Matamu sendiri?”

Muncul beberapa jawaban sekaligus kesaksian dari istri pertama, tentang pertanyaan yang ada.
1. Ingin mencari ridha Allah
“Ketika mendengar suami akan menikah lagi jujur saya kaget. Akan tetapi setelah saya belajar dan bertanya kepada ulama bahwa poligami adalah syariah Allah maka haram menolaknya, sehingga saya selalu bermunajat kepada Allah agar bisa menerima syariat ini dengan ikhlas. Semua kulakukan karena mencari ridho Allah semata” demikian tegas salah satu anggota dalam diskusi.
2. Taat kepada suami, karena itu adalah kemakrufan
“Sejak saya masih perawan, orang tua saya khususnya ibu selalu menasehati diriku, kelak jika menjadi seorang istri maka taatlah selalu dengan suamimu, meskipun terkadang merasa berat. Karena keberkahan seorang istri adalah pada taatnya istri kepada perintah suami. Tentu saja  dalam hal kemakrufan, sedangkan syariah poligami ini saya memandang bukan sebuah kebatilan,” pungkas seorang istri pertama dalam kesempatan tersebut.
3. Ingin menjadi istri yang diridhai suami
“Terkadang ada banyak hal yang kita sukai, tapi tahukah kalian? Bahwa tidak semua yang kita sukai itu baik bagi kita, begitu sebaliknya terkadang hal yang kita anggap berat, pahit dan melelahkan adalah baik adanya bagi kita. Di saat suami memberitahu bahwa dirinya telah menikah lagi, jujur bagaikan kena petir di siang bolong. Akan tetapi setelah bermuhasabah, bermunajat kepada Allah dan berpikir dengan tenang, aku tekadkan untuk terus jalani rumah tanggaku dengan berpoligami, karena aku ingin menjadi seorang istri yang diridhai suami. Saya pernah mengikuti pengajian, dimana ustadz saat itu menerangkan, ridho suami terhadap istrinya akan mengantarkan sang istri kepada surga. Alhamdulilah kini keluargaku tetap bahagia dengan poligami yang kami jalani saat ini,” terang istri pertama yang tinggal di daerah jakarta.
4. Selamatkan suami dari kemaksiatan dan perzinaan
“Kita pastilah mengenal dengan istilah Puber Kedua, masa dimana seorang suami mengalami saat jatuh cinta kembali. Hal ini tidak saya pungkiri, di saat banyak para istri harus berjibaku mempertahankan agar suaminya tidak menikah lagi dengan berbagai cara, yang akhirnya banyak saya temukan para suami berselingkuh di belakang istri mereka. Sungguh saya tidak mau suamiku terjebak dalam kemaksiatan dan zina yang menghancurkan, maka kupelajari syariat poligami dan benar-benar kusiapkan mentalku untuk hal yang besar ini. Meskipun di awal waktu air mata ini terus mengalir akan tetapi kini aku bahagia, suamiku bisa poligami dan terselamatkan dari kemaksiatan. Di sisi lain Alhamdulilah maduku ternyata orang yang salihah dan jadi teman akrab serta sahabatku.”
5. Demi masa depan anak dan menjauhi perceraian
“ seumur hidupku yang paling saya kuatirkan adalah kata cerai, melihat banyak artis bergonta ganti pasangan dengan cara mengumbar hawa nafsu, membuat pernikahan mereka sering di ambang dalam keretakan keluarga dan jatuh dalam perceraian. Akhirnya masa depan anakpun banyak yang terbengkelai, dari situ di saat ujian mendera rumah tangga kami, bismillah saya lebih memilih untuk di poligami dengan konsekwensi yang ada, dan kami tetap bahagia. Kalaulah ada kerikil kerikil kecil  itu biasa, toh mereka yang beristri satu juga sama, tidak semunya mulus semua”
6. Melaksanakan syariah Allah yang banyak ditinggalkan umat Islam
“Saya kenal betul suami saya, kesolehannya, kepribadiannya dan tanggung jawabnya. Kami sekeluarga telah bertekad hidup kami untuk dakwah dan menegakkan sunah. Di saat suami menerangkan hikmah dan pahala poligami di akhir zaman, sungguh saat itu diriku tertantang ingin sekali suamiku segera menikah lagi. Alhamdulilah Allah izinkan, kini kami menjalani sebagai keluarga poligami, kami hidupkan syiar Islam dan sunah nabi. Meski kami sadar semua itu butuh ilmu sehingga kami terus belajar tiada henti.”
7. Membuktikan pada khalayak umum bahwa syariat Allah pasti bisa dilaksanakan
“Banyak orang bilang kalau poligami itu tidak mungkin bisa adil, tidak mungkin ada wanita yang mau dimadu dan banyak omongan tentang hal ini. Mendengar hal itu sungguh dalam hati ini miris, karena kita ketahui semua bahwa poligami itu syariat Allah, sedangkan Allah tidak akan menzalimi hambaNya. Tak mungkin Allah membiarkan hambanya berlaku zalim dengan syariatNya. Maka saya sangatlah yakin bahwa dengan disyariatkannya poligami dalam Islam pastilah ada hikmah dan pastilah Allah akan munculkan hambaNya yang bisa melakukan syariat ini. Maka dari itu, kami bertekad untuk mengambil jalan poligami agar khalayak umum tahu bahwa syariat poligami itu benar-benar bisa dilaksanakan, bukan sesuatu yang tidak mungkin.”
Demikianlah beberapa alasan para istri pertama, mengapa mereka berkenan suaminya melakukan poligami. Semoga tulisan ini membuat para istri kian mantab melakukan sunah dan mengizinkan suaminya berpoligami demi tegaknya syiar Islam. [protonema/voaIslam]
Ilustrasi: Google

PENDAFTARAN ODHA

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009