“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Slide 1 Code Start -->

ODHA dengan Infeksi Oportunis : Dermatitis Kronis dan SGB

Perbaikan yang begitu cepat hanya dalam waktu 1 bulan pengobatan. Alhamdulllah

Control Keberadaan Virus HIV

Sangat penting di lakukan Kontrol VL selama Pengobatan Kami

Rasulullah ï·º
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”

Bahaya menyebarkan virus hiv karena DENDAM

Gadis 19 Tahun Ini Tularkan HIV AIDS Pada 300 Orang

Dendam membuat gadis ini tularkan HIV AIDS
Gadis ini mengaku telah tularkan AIDS pada lebih dari 300 orang
Gadis ini mengaku telah tularkan AIDS pada lebih dari 300 orang via www.1688.com.au
Sebuah kabar yang mengejutkan datang dari belahan bumi Afrika, tepatnya di negara Kenya. Di sana terungkap ada seorang gadis yang membalas dendam dan menularkan HIV AIDS pada lebih dari 300 pria.

Menurut Kenyan Daily Post, gadis yang tidak mau disebutkan namanya ini mengaku melakukannya karena dendam. Cerita berawal dari kepergiannya untuk clubbing bersama temannya. Dia mabuk saat clubbing, dan salah seorang temannya telah menyetubuhinya tanpa menggunakan kondom.

Setelah menyadari apa yang telah terjadi padanya, dia berniat untuk bunuh diri karena dibayangi rasa takut jika dia hamil atau kemungkinan untuk mengidap HIV AIDS. Ketakutannya terbukti, tak lama berselang dia divonis positif HIV AIDS.

Aku berubah, aku ingin membalas dendam pada para pria, dan tujuanku adalah untuk menularkan virus ini sebanyak – banyaknya pada mereka,” ungkapnya.

Sejauh ini “korban” dari gadis yang masih berusia 19 tahun ini berjumlah 324 orang. 156 diantara adalah mahasiswa di Universitas Kabarak, tempatnya kuliah. Lainnya tersebar dari dosen, pengacara, politisi hingga selebritis. Diapun menambahkan bahwa targetnya adalah untuk menginfeksi 2.000 laki – laki di Afrika Timur.

“Tiada satupun hari tanpa aku berhubungan intim, seringnya aku melakukannya 4 kali per hari,” tutupnya.
Artikel yang membuat hati miris ini terinspirasi dari BlackNews. Artikel asilinya bisa dilihat disini.

9 Jenis VIRUS HERPES



Sembilan Jenis Virus Herpes Ditemukan pada Manusia
Virus herpes siapapun bisa tertular, terutama penderita HIV.
Beberapa virus herpes dikategorikan sebagai penyakit menular seksual dan penyebarannya pun melalui hubungan seksual.

Dari sekian banyak virus herpes, ada sekitar sembilan jenis virus yang ditemukan berada dalam tubuh manusia, jenis virus herpes tersebut diantaranya adalah:

1.Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1)
Gambar Sembilan Jenis Virus Herpes Ditemukan pada ManusiaDemam, benjolan berisi cairan yang kemudian melepuh yang sering terdapat di wajah, mulut dan bibir merupakan gejala yang paling umum dari penyakit sering terjadi pada pria homoseksual dan para penderita AIDS
Dari sekian banyak virus herpes, ada sekitar sembilan jenis virus yang ditemukan berada dalam tubuh manusia, jenis virus herpes tersebut diantaranya adalah:
HSV-1. Penyakit ini juga dikenal sebagai Human Herpes Virus-1 (HHV-1).
Sebagian besar infeksi yang diakibatkan virus ini terjadi selama dua tahun yang awalnya virus setelah masuk ke dalam tubuh, kemudian menetap/bersembunyi di penghalang kulit yang ada di sekitar mulut atau di organ tubuh lainnya.
Bagi sebagian orang HSV-1 sering dianggap sebagai virus penyebab sakit panas dingin (demam) dan HSV-2 yang sering dianggap sebagai virus penyebab herpes genital. Karena hal itu, seringkali orang salah membedakan kedua virus tersebut. Para peneliti mendokumentasikan dalam literatur medis, meskipun belum dipublikasikan secara luas, bahwa HSV-1 setelah masuk ke dalam tubuh menyebabkan sakit panas dingin. Setelah panas dingin hilang, virus dengan mudah berpindah melalui kontak fisik barik oral maupun genital, yang kemudian menginfeksi herpes genital pada orang lain.

Selain menyebabkan luka yang terasa dingin dan mungkin bisa juga menyebar ke daerah genital, HSV-1 juga bisa menjadi penyebab penyakit saraf yang serius seperti penyakit Alzheimer, kelainan saraf wajah dan kelainan saraf. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa co-infeksi oleh HSV-1 dan HIV (human immunodeficiency virus) dapat meningkatkan aktivitas dari kedua virus pada pasien yang memiliki AIDS. Saat ini HSV-1 telah menginfeksi setidaknya 50% dari seluruh penduduk dunia.

2. Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2)
Herpes simplex virus atau disebut juga dengan Human Herpes Virus-2 (HHV-2). HSV-2 ini adalah penyebab penyakit herpes genital, yang diklasifikasikan sebagai penyakit menular seksual. HSV-2 menjadi sebuah epidemi pada tahun 1980-an dan 1990-an, sebagian besar karena peningkatan seks yang tidak aman diantara para remaja. Menurut klasifikasinya  HSV-2 dan HSV-1 seringkali tidak bisa dibedakan kecuali dari gejala klinisnya yang berbeda. Namun, perbedaan ini sering tidak konsisten, karena kedua jenis virus herpes simpleks ini dapat menyebabkan lesi di mulut dan alat kelamin.
3. Herpes zoster virus (HZV)
Herpes zoster virus atau disebut juga dengan Varicella zoster virus (VZV) dan Human Herpes Virus-3 (HHV-3) adalah penyakit cacar air yang disebabkan oleh infeksi pada pertama kali dari HZV. Ketika virus ini masuk kembali kepada tubuh yang pernah terkena virus HZV, maka hal itu menyebabkan penyakit herpes zoster. Karena semakin penduduk dunia semain meningkat, semakin banyak juga orang yang menderita serangan herpetik neuralgia (nyeri saraf) sebagai akibat dari penyakit herpes zoster. Virus herpes jenis ini merupakan virus yang paling menular dibanding dengan jenis virus herpes lainnya. Populasi yang terinfeksi virus ini lebih besar sekitar 90% dibanding jenis virus herpes yang lain. HZV juga menjadi penyebab penyakit autoimun yang disebut lupus. Selain itu, saat ini wabah HZV menjadi indikator awal bahwa seseorang terinfeksi HIV.
4. Epstein-Barr virus (EBV)
Epstein-Barr virus atau disebut juga dengan Human Herpes Virus-4 (HHV-4) adalah penyebab utama dari infeksi mononukleosis. EBV juga bisa menjadi penyebab utama dalam penyakit sindrom kelelahan kronis dan gangguan lain dari sistem kekebalan tubuh. Selain itu, EBV juga telah dikaitkan dengan penyakit lupus, limfoma, kanker dan lain sebagainya. Saat ini EBV dianggap cukup merusak dan dapat menyebabkan mutasi genetik dalam tubuh.
5. Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus  atau disebut juga  dengan Human Herpes Virus-5 (HHV-5) adalah virus yang dapat menyebabkan mononucleosis dan hepatitis serta masuk dalam kategori penyakit menular seksual. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa CMV memiliki peran dalam hubungannya dengan jenis virus lain dan menyebabkan timbulnya gen kanker.
Selain kelima jenis HHV diatas, ada juga jenis lainnya seperti dibawah ini:
6. Human Herpes Virus-6

7. Human Herpes Virus-7

8. Human Herpes Virus-8

9. Human Herpes Virus-9

Semua HHVs di atas berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, terutama penyakit AIDS. HHV-8 yang disebut dengan sarkoma kaposi terkait virus herpes manusia (KSHV), yang menyebabkan penyakit kanker kulit dan paling sering terjadi pada penderita AIDS.

Penemuan terbaru menunjukkan bahwa ada lebih banyak lagi virus herpes yang akan ditemukan terutama pada penderita AIDS. Virus herpes ini kemungkian besar akan berkembang setiap tahunnya. HHV-6 dan HHV-7 ditemukan pada sekitar 90% dari populasi dunia, pada kedua virus tersebut termasuk baru ditemukan, namun sudah menyebar pada populasi dunia.

16 Tanda yang menunjukkan Orang terinfeksi HIV

Tanda dan Gejala Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) hingga kini belum bisa diobati, penderitanya hanya diberikan obat-obat penguat tubuh. Orang yang berisiko terkena HIV adalah jika sering melakukan seks tanpa pengaman dengan lebih dari satu pasangan atau menggunakan obat-obat terlarang dengan suntikan.


"Pada tahap awal infeksi HIV, gejala yang paling umum pun tidak ada," kata Michael Horberg, MD, direktur HIV/AIDS di Kaiser Permanente, Oakland, California seperti yang dikutip dari Health.

Karena gejala awalnya tidak ada, orang-orang yang berisiko tersebut kadang tidak tahu tubuhnya sudah dimasuki virus HIV. Dalam 1 atau 2 bulan virus HIV memasuki tubuh. Sebesar 40 hingga 90 persen dari orang mengalami gejala seperti flu dapat dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS). Tetapi kadang-kadang gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun bahkan beberapa dekade setelah infeksi.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain:

1. Demam
Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.

"Pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh," kata Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York.

2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.

3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan lain-lain.

4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
"Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat merupakan ARS," kata Dr. Horberg. Jika memiliki risiko tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling menular pada tahap awal.

5. Ruam kulit
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS.

6. Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.

"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespon obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik," kata Dr. Horberg.

7. Penurunan berat badan
"Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun," kata Dr. Malvestutto.

8. Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.

9. Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. "Ada banyak infeksi oportunistik yang berbeda dan masing-masing dapat datang dengan waktu yang berbeda," kata Dr. Malvestutto.

Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.

10. Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV, kata Dr. Malvestutto. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.

11. Perubahan pada kuku
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti membelah, penebalan dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida.

"Pasien dengan sistem kekebalan yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur," kata Dr. Malvestutto.

12. Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. "Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita.

"Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan," kata Dr. Malvestutto.

13. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensia terkait HIV, yang biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung.

Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik seperti, menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi, dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus seperti menulis dengan tangan.

14. Herpes mulut dan herpes kelamin
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV.

Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.

15. Kesemutan dan kelemahan
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. "Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf," kata Dr. Malvestutto.

Gejala tersebut dapat diobati dengan obat-obatan penghilang rasa sakit yang dijual bebas dan antikejang seperti gabapentin.

16. Ketidakteraturan menstruasi
Penyakit HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV.

Infeksi HIV juga telah dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48 tahun bagi perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak terinfeksi sekitar usia 49-51 tahun.

di copy dari sumber :  https://www.facebook.com/notes/88db-bugar-indonesia/16-tanda-yang-menunjukkan-orang-terinfeksi-hiv/273916305980245

MAKANAN YANG TEPAT UNTUK HIV AIDS



Nutrisi yang tepat untuk ODHA.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar untuk mempersiapkan makanan bagi penderita HIV-positif:

  • Konsumsi diet tinggi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
  • Pilihlah makanan rendah lemak sebagai sumber protein. 
  • Kurangi gula, minuman ringan dan makanan mengandung gula.




Untuk mempertahankan berat badan namun tanpa menambah lemak, maka seorang penderita HIV-positif perlu meningkatkan jumlah kalori. Perhitungannya adalah seagai berikut :

  • Konsumsi 17 kalori per pon berat tubuh untuk  mempertahankan berat badan.
  • Konsumsi 20 kalori per pon berat tubuh jika mengalami infeksi.
  • Konsumsi 25 kalori per pon berat tubuh jika berat tubuh menurun.

Protein membantu membangun otot, organ dan sistem kekebalan tubuh. Untuk itu jika penderita adalah seorang pria, dia membutuhkan 100-150 gram protein setiap harinya, sedangkan jika wanita butuh 80-100 gram perhari. Namun jika penderita HIV/AIDS mengalami masalah dengan ginjalnya, dia harus mengurangi 15%-20% dari jumlah protein yang dikonsumsinya.


Untuk karbohidrat, penderita HIV/AIDS perlu mendapatkan jumlah yang tepat. Setiap hari disarankan untuk mengkonsumsi lima sampai enam porsi (sekitar 3 cangkir) buah dan sayuran. Pilihlah kacang-kacangan dan biji-bijian seperti beras merah dan quinoa. Jika tidak memiliki alergi bisa mengkonsumsi gandum utuh atau barley. Untuk yang menderita diabetes, maka sebagian besar karbohidrat disarankan berasal dari sayuran.


Lemak yang baik dapat memberikan energi ekstra yang dibutuhkan tubuh. Daparkan 30% kalori harian yang dibutuhkan tubuh dari lemak. 
10 % diantaranya bisa diambil dari lemak tak jenuh tunggal yang bisa di dapat dari kacang-kacangan, alpukat, ikan, canola dan minyak zaitun. 
10 % lagi adalah lemak tak jenuh ganda yang berasal dari ikan, walnut, biji rami, jagung, bunga matahari kedelai dan minyak safflower. Sedangkan 
10% sisanya Anda bisa dapatkan dari daging berlemak, unggas, mentega, makanan mengandung susu, kelapa dan juga minyak kelapa.


Selain itu penderita HIV-positif perlu mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Berikut adalah vitamin yang dibutuhkan dan sumber makanan yang mengandung vitamin tersebut :

  • Vitamin A dan beta-karoten: hijau tua, kuning, sayuran berwarna oranye, atau merah dan buah, hati, telur utuh, susu
  • Vitamin B: daging, ikan, ayam, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang putih, alpukat, brokoli, dan sayuran berdaun hijau
  • Vitamin C: buah jeruk
  • Vitamin E: sayuran berdaun hijau, kacang, dan minyak nabati
  • Selenium: biji-bijian, kacang-kacangan, unggas, ikan, telur, dan selai kacang
  • Zinc: produk susu daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, kacang, dan susu, dan lainnya

Mungkin sulit untuk mendapatkan semua vitamin yang dibutuhkan tubuh, untuk itu perlu dibicarakan dengan dokter untuk diberikan rekomendasi suplemen multivitamin yang tepat.

5 Penderita HIV akhirnya Tewas, Mereka meninggal selama Pendampingan

MADIUN - Sebanyak 5 penderita HIV /Aids dari 20 Orang dengan HIV/Aids (ODHA) warga Kota Madiun akhirnya tewas. Mereka meninggal dunia selama pendampingan yang dilaksanakan Yayasan Bambu Nusantara Madiun.

"Data 5 korban meninggal dunia itu tercatat sejak 2014 sampai awal Mei 2015 ini," terang Direktur Yayasan Bambu Nusantara, dr Titik Sugianti kepada SURYA.co.id, Sabtu (09/05/2015).

Lebih jauh, perempuan yang akrab dipanggil Titik ini menguraikan ada kecenderungan jumlah pendertia HIV/Aids di Kota Madiun meningkat tajam setiap tahun berdasarkan data pendampingan.

Namun, jumlah kenaikan itu masih tergolong lebih sedikit jika dibandingkan dengan daerah lain termasuk wilayah Kabupaten Madiun.

Apalagi, pekan ini, saat tim Polres Madiun mengamankan 30 Pekerja Seks Komersial (PSK) di sekitar Pasar Muneng, di Jalur Utama Caruban - Madiun, Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng ditemukan 7 PSK penderita HIV/Aids.

Apalagi dua di antaranya warga asal Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng dan Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.

"Bagi kami angka penemuan itu cukup besar dan fantastis. Karena lebih dari 20 persen dari PSK yang diamankan sudah dinyatakan positif paska pemeriksaan kesehatan," imbuhnya.

sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2015/05/09/lima-orang-penderita-hivaids-di-madiun-telah-meninggal-dunia

Kapan Waktu Pemeriksaan CD4 dan Viraload ?

tips-menghadapi-tes-kesehatan1
Jumlah CD4 merupakan salah satu petunjuk penting untuk menentukan kapan harus mulai ART. ART sebaiknya dimulai sebelum jumlah CD4 turun di bawah 200. Kita diusulkan mulai mempertimbangkan ART setelah jumlah CD4 turun di bawah 350.

Perlu diingat bahwa, walaupun jumlah CD4 biasanya menurun kurang lebih rata-rata 50-60 sel per tahun, kadang kala jumlah ini dapat merosot lebih cepat. Lagi pula, jumlah CD4 dapat naik-turun; cara mengukur jumlah CD4 tidak begitu persis, dan ada perbedaan antara laboratorium yang mengukurnya, dan dengan waktu (pagi, siang, sore) pengambilan darah. Jumlah CD4 juga akan berubah tergantung pada kesehatan umum kita dan beberapa masalah lain.

Oleh karena itu, jika kita memakai jumlah CD4 sebagai patokan, maka penting untuk memantau jumlah CD4 setiap enam bulan dan memperhatikan kecenderungan penurunan jumlah CD4, bukan angka saja. Satu cara untuk memantau kecenderungan jumlah CD4 adalah membuat grafik dari hasil pemeriksaan berkala. Setiap kali kita melakukan tes CD4, setelah kita menerima hasilnya, kita dapat menambah satu titik, seperti ditunjukkan di Grafik 1. Dengan ini kita diberikan waktu untuk belajar mengenai ART dan menyiapkan diri sebelum ini menjadi mendesak.

Jika jumlah CD4 kita turun lebih cepat daripada yang diperkirakan, kita mungkin sebaiknya mengulangi tes CD4 setelah beberapa minggu. Seperti dibahas di atas, ada beberapa alasan mengapa jumlah CD4 dapat turun lebih cepat, termasuk kesalahan di laboratorium. Jadi masuk akal untuk tes ulang.

Limfosit Total
Tes CD4 tidak tersedia di banyak daerah di Indonesia, dan jika pun ada, harganya mungkin mahal. Jika tidak mungkin memperoleh jumlah CD4, maka limfosit total merupakan alternatif. Tes limfosit total jauh lebih murah, dan dapat dilakukan di hampir semua laboratorium. Hubungan antara limfosit total dan CD4 tidak sempurna, tetapi sebagian besar pakar mengusulkan bahwa ART sebaiknya dimulai jika limfosit total turun di bawah 1.200. Sekali lagi, masuk akal untuk memantau limfosit total secara berkala dan menentukan kecenderungan penurunannya.

Viral load
Pengukuran viral load tidak diperlukan untuk menentukan kapan mulai ART. Namun ukuran ini dapat memberi informasi tambahan yang berguna jika bisa dilakukan. Jika viral load relatif tinggi (di atas 100.000), kemungkinan jumlah CD4 kita akan menurun lebih cepat, sehingga kita akan membutuhkan ART lebih cepat. Namun viral load lebih penting untuk memantau keberhasilan ART setelah kita mulai.

Link terkait viral load bisa dilihat di http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=125
Dan Link terkait Test CD4 bisa dilihat di http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=124
Sumber Tulisan : http://spiritia.or.id / Sumber Gambar : www.google.com

Bagaimana menafsirkan hasil tes viral load

Tes VIRAL LOAD ( VL) dilakukan pada seseorang yang telah tes anti HIV POSITIF , hasilnya menunjukkan berapa banyak virus hadir dalam aliran darah seseorang. hasil pemantauan viral load test memungkinkan dokter untuk mengetahui apakah pengobatan yang mereka gunakan untuk mencegah virus berkembang biak efektif .
instruksi
  1. Mendidik diri sendiri tentang hasil tes viral load dan apa yang mereka maksud . tempat yang bagus untuk memulai adalah artikel " viral load HIV , " diposting di tes laboratorium online. lihat bagian sumber daya di bawah untuk link .
  2. Ingat ketika Anda menafsirkan tes viral load , Anda ingin melihat persis kebalikan dari apa yang Anda ingin melihat pada tes sel - t . Anda ingin viral load turun . ini menunjukkan bahwa virus ini tidak mereplikasi dirinya sendiri dengan cepat. Anda ingin nomor Anda - sel t , yang merupakan sel-sel tempur dalam sistem kekebalan tubuh , untuk naik .
  3. Mengharapkan dokter Anda untuk menguji viral load Anda segera setelah diagnosis , dalam waktu delapan minggu memulai pengobatan , dan setiap tiga sampai enam bulan setelah itu . ini memungkinkan mereka untuk tetap menutup mata pada apakah virus ini terus membuat salinan dari dirinya sendiri dan menyebar , atau apakah virus telah berhenti mereplikasi dirinya sendiri dan tidak aktif .
  4. Menyadari bahwa memiliki " tidak terdeteksi " viral load tidak berarti bahwa Anda telah sembuh . itu hanya berarti bahwa tingkat virus dalam darah sangat rendah sehingga tes tidak cukup sensitif untuk menemukannya . memiliki " tidak terdeteksi " viral load adalah berita yang sangat baik , tetapi penting untuk diingat untuk terus mengikuti diresepkan rejimen obat Anda .
  5. Meminta kantor dokter Anda untuk salinan hasil tes viral load yang telah diambil . ini akan memungkinkan Anda untuk memonitor dan menafsirkan proses penyakit Anda .
  6. Bersikap tegas ketika meminta dokter Anda untuk menafsirkan hasil tes yang Anda tidak mengerti  karena dokter cenderung untuk meletakkan segala sesuatu dalam istilah medis , Anda mungkin perlu mengajukan banyak pertanyaan sampai Anda yakin Anda memahami apa yang dokter Anda memberitahu Anda . jika dokter Anda bertindak terburu-buru , terburu-buru , atau jengkel dengan pertanyaan Anda , atau jika ia tidak dapat menjelaskan hasil tes memadai , mungkin sudah saatnya untuk mencari dokter baru .


TIPS dan PERINGATAN
Hasil tes viral load biasanya sangat tinggi ketika Anda pertama kali terinfeksi . sebagai sistem kekebalan tubuh Anda mencoba untuk melawan virus, viral load perlahan-lahan turun , kemudian mulai naik lagi karena perlahan-lahan merusak sistem kekebalan tubuh .

kebanyakan obat HIV saat ini diarahkan untuk mengganggu kemampuan virus untuk bereproduksi , sehingga viral load anda seharusnya turun setelah Anda mulai menerima pengobatan .

bahkan jika Anda viral load adalah " tidak terdeteksi , " Anda masih bisa menularkan HIV kepada pasangan seksual selama hubungan seks tanpa kondom dan kepada siapa pun dengan siapa Anda berbagi jarum suntik saat menggunakan narkoba . jika Anda seorang ibu , Anda juga bisa tetap memberikan bayi Anda virus melalui plasenta , selama kelahiran , dan sementara menyusui . akhirnya , meskipun petugas kesehatan harus mengambil tindakan pencegahan universal, itu adalah ide yang baik untuk menyebutkan status positif HIV Anda kepada siapa pun yang datang ke dalam kontak dengan cairan tubuh Anda . 
sumber : http://dokterlim.blogspot.com/2014/04/bagaimana-menafsirkan-hasil-tes-viral.html

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009