“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Rasulullah ﷺ
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”

Penjelasan lengkap HIV AIDS

Hasil gambar untuk terapi hiv aids


Apa itu HIV
Human Immunodeficiency Virus adalah virus penyebab melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini berada dalam cairan tubuh manusia seperti darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Tidak semua cairan dalam tubuh manusia memiliki HIV. Ada juga yang tidak berpotensial yaitu cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
Penyakit HIV AIDS termasuk penyakit yang sangat membahayakan bagi manusia. Karena penyakit ini  menyerang sistem tubuh manusia. Dalam sistem tubuh manusia, terdapat sel yang melawan virus yang masuk ke dalam tubuh manusia, sel tersebut memiliki CD4. CD4 berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi yang ada. Jadi walau banyak infeksi dari berbagai sumber, kita tidak setiap saat menjadi sakit, ini dikarenakan CD4 masih bisa berfungsi dengan semestinya untuk melawan berbagai infeksi ini. Namun jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita akan dengan mudah masuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan penyakit. Virus HIV inilah yang menyerang CD4 sehingga berkurang dan menyebabkan sistem imun tubuh manusia menurun.
Jadi, Apakah apabila virus HIV dalam tubuh saya berkurang, maka CD4 saya pun akan naik?
Satu hal yang harus kami tegaskan di sini adalah, CD4 tidak di hasilkan oleh obat-obatan (baik itu medis ataupun tradisional). CD4 yang berada dalam tubuh kita di hasilkan oleh tubuh kita sendiri dari asupan makanan dan minuman yang bergizi. Sehingga, jangan heran apabila banyak kasus yang jumlah virus HIV pada pasien ODHA turun akan tetapi nilai CD4 pada tubuhnya juga turun. Kenapa? Karena penurunan dan kenaikan jumlah CD4 bukan hanya karena faktor kepatuhan pasien meminum obat saja, akan tetapi akan terpengaruh juga oleh asupan makanan dan minuman yang bergizi, tingkatan stress si pasien, dll. Akan percuma rasanya apabila ada pasien ODHA rajin meminum obat HIV AIDS akan tetapi dia tidak memperhatikan pola makan dan pola hidup sehatnya. Sehingga sering kali kami tegaskan kepada pasien kami, jaga pola hidup sehat dan makanan anda apabila ingin cepat sembuh!
Infeksi Oportunistik Pasien HIV AIDS
Infeksi oportunistik atau sering disingkat menjadi IO adalah infeksi yang disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Infeksi oportunistik ini biasanya hanya menyerang kepada para penderita penyakit HIV. Infeksi oportunistik ini terjadi karena di dalam tubuh kita terdapat banyak kuman misalnya bakteri, protozoa, jamur dan virus. Saat sistem kekebalan seseorang bekerja dengan baik, sistem tersebut mampu mengendalikan kuman-kuman ini. Tetapi bila sistem kekebalan dilemahkan oleh virus HIV atau oleh beberapa jenis obat, kuman ini mungkin tidak terkuasai lagi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Berikut ini beberapa IO yang paling umum, berbarengan dengan penyakit yang biasa disebabkannya, dan jumlah CD4 waktu penyakit menjadi aktif:
  • Pneumonia pneumocystis (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) yang gawat. Rentang CD4: di bawah 200. Sayangnya PCP tetap menjadi IO yang agak umum pada orang yang belum diketahui HIV.
  • Dua macam virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita terinfeksi HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
  • Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang terkadang menyebabkan penyakit mata yang dapat menimbulkan kebutaan.
  • Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang pada sistem saraf pusat). Rentang CD4 untuk TB dapat menimbulkan penyakit dengan jumlah CD4 berapa pun.
  • Kandidiasis adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Rentang CD4 dapat terjadi bahkan dengan CD4 yang agak tinggi.
  • Mycobacterium avium complex (MAC) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam berulang, seluruh badan terasa tidak enak, masalah pencernaan, dan kehilangan berat badan yang berlebihan.
  •  Sirosis atau pengerasan hati akibat virus hepatitis B atau Hepatitis C.
Penularan Penyakit HIV AIDS
ada banyak cara penularan HIV AIDS pada seseorang, namun yang paling umum adalah :
  • Hubungan seksual. Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta-ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Lakukanlah hubungan seks yang aman.
  • Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi oleh pemakai narkoba atau perawatan kesehatan. Jarum suntik yang sudah dipakai bisa mengandung cairan dari pemakainya. Kebiasaan seperti ini yang banyak digunakan pecandu narkoba.
  • Transfusi darah. Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan pasien melalui skrining yang ketat.
  • Dari ibu kepada bayinya. Ibu hamil yang punya penyakit HIV berisiko tinggi menularkan ke bayinya saat masa hamil, bersalin dan menyusui. Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya pada masa kehamilan adalah 15-20 persen. Sedangkan pada saat kelahiran 10-15 persen, dan pada saat menyusui adalah 15-20 persen.
Gejala Penyakit HIV AIDS
Berikut adalah beberapa gejala seseorang positif terkena HIV, antara lain:
  • Demam
Salah satu tanda-tanda pertama adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F).
  • Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.
  • Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
Sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
  • Penurunan berat badan
Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun.
  • Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.
  • Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
  • Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.
  • Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan.
  • Herpes mulut dan herpes kelamin
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV. Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Ketidakteraturan menstruasi
Infeksi HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV.
Tes Laboratorium Penyakit HIV
Terdapat beberapa jenis tes laboratorium yang digunakan untuk memonitor HIV. Keempat tes yang paling umum adalah viral load, jumlah CD4, tes darah lengkap dan tes kimia darah. Keempat jenis tes ini adalah tes darah dan merupakan tes paling komprehensif yang ada untuk memonitor kesehatan seeorang dengan HIV.
  • Viral load
Tes ini dilakukan untuk mengukur jumlah HIV dalam darah (kopi/mL). Terdapat dua jenis tes viral load: polymerase chain reaction (PCR) atau branched DNA (b-DNA). Dari ringkasan hasil tes anda dapat mengetahui jenis tes yang digunakan. Walaupun kedua tes ini memberikan kesimpulan yang hampir sama, hasil tes dari dua jenis tes laboratorium ini tidak sebanding. Karenanya, walaupun hasil kedua tes tersebut pada dasarnya memberikan informasi yang sama, sangatlah penting untuk hanya menggunakan salah satu agar memberikan perbandingan yang konsisten.
  • Jumlah CD4
Tes ini mengukur jumlah sel CD4 (T sel) dalam tubuh anda, berdasarkan kesehatan sistem kekebalan tubuh anda. Fokus dari tes ini adalah untuk mengukur jumlah CD4 absolut. Jumlah CD4 absolut adalah jumlah sel CD4 yang ada dalam sistim kekebalan tubuh anda.
  • Tes darah lengkap
Tes ini mengukur tiap komponen dalam darah diantaranya mengukur jumlah sel darah putih, hemoglobin, hematocrit dan platelet dalam darah.
  • Skrining kimia darah
Tes ini merupakan skrining umum untuk mengukur apakah organ-organ tubuh anda (jantung, hati, ginjal, pankreas), otot dan tulang, bekerja dengan benar dengan mengukur kimia-kimia tertentu dalam darah. Salah satu fokus terpenting dalam tes ini adalah monitor ensim hati. Hati merupakan organ tubuh penting karena hati membantu memproses obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien.

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009