“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Slide 1 Code Start -->

ODHA dengan Infeksi Oportunis : Dermatitis Kronis dan SGB

Perbaikan yang begitu cepat hanya dalam waktu 1 bulan pengobatan. Alhamdulllah

Control Keberadaan Virus HIV

Sangat penting di lakukan Kontrol VL selama Pengobatan Kami

Rasulullah ï·º
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”

Nutrisi dan Diet Untuk ODHA

Diet

NUTRISI DAN DIET UNTUK ODHA
sumber http://zubairidjoerban.org
 
Penatalaksanaan nutrisi sekarang sudah menjadi bagian integral dalam pengobatan pasien dengan HIV/AIDS. Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa perbaikan nutrisi akan memperbaiki juga kondisi kesehatan odha (orang dengan HIV/AIDS).
Odha perlu memperoleh pendidikan kesehatan yang terkait dengan nutrisi mengenai beberapa aspek, antara lain :
  1. Prinsip diet sehat, 
  2. Bagaimana menjaga agar kondisi otot tubuh tetap normal, dan bagaimana prinsip pengobatan wasting syndrome
  3. Manajemen interaksi obat dan makanan, 
  4. Managemen gejala gastrointestinal yang mempengaruhi asupan jumlah dan jenis makanan, 
  5. Bagaimana menyikapi dengan benar masalah suplemen herbal dan suplemen nutrisi, 
  6. Budaya yang berhubungan dengan makanan, 
  7. Nutrisi sewaktu odha hamil,
  8. Susu formula untuk bayi baru lahir, 
  9. Timbulnya hiperglikemia dan kelainan lipid yang dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung dan stroke.
Nutrisi yang baik diperlukan untuk menjaga sistem imun odha tetap kuat. Selain itu nutrisi yang baik juga dapat membantu proses tubuh dalam memetabolisir obat-obatan yang dikonsumsi odha. Pemberian nutrisi yang baik, dengan demikian, akan meminimalisir penyakit-penyakit yang terkait dengan HIV/AIDS, sehingga frekuensi dan lama rawat inap di rumah sakit akan jauh berkurang dan kualitas hidup odha pun meningkat.
Selain membantu pemulihan sel-sel kekebalan tubuh dan mendukung ketahanan tubuh dalam menghadapi pengobatan, makan juga memiliki efek psikologis, yaitu odha akan merasa nyaman dan berpikiran positif. Jika makan bersama teman akan baik untuk kesehatan emosinya. Karena itu, nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam penatalaksanaan orang dengan HIV/AIDS.
Malnutrisi Pada Odha
Sebagian besar pasien HIV/AIDS di Indonesia mengalami malnutrisi. Bahkan sebagian sudah masuk dalam kategori wasting syndrome, yaitu suatu keadaan di mana pasien kehilangan berat badan > 10% atau mempunyai indeks massa tubuh <20kg/m2 sejak kunjungan terakhir atau kehilangan berat badan >5% dalam waktu enam bulan dan kondisi ini bertahan selama satu tahun.
Infeksi HIV mempunyai implikasi bermakna terhadap status nutrisi odha. Infeksi HIV di antaranya menyebabkan ketidakmampuan mengabsorpsi zat gizi dan makanan, perubahan metabolisme, serta berkurangnya asupan makanan akibat gejala-gejala yang terkait HIV. Sebaliknya, nutrisi yang buruk meningkatkan kerentanan dan derajat berat infeksi oportunistik. Nutrisi yang buruk juga akan mengurangi efikasi mengobatan dan kepatuhan minum obat, dan dapat mempercepat progresivitas penyakit.
Selain masalah nutrisi klasik, sejak diberikannya terapi antiretroviral (highly active antiretroviral therapy, HAART) pada odha, mulai timbul masalah-masalah nutrisi baru, yang akan dibahas kemudian. Keberhasilan terapi antiretroviral terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas pada odha. Namun, seperti mata uang, pengobatan juga selalu mempunyai dua sisi. Masalah-masalah dalam bidang gizi adalah mulai munculnya lipodistrofi (pengumpulan lemak di tempat yang tidak wajar), hiperlipidemia, resistensi insulin, serta obesitas. Sebuah studi kohort pada lebih dari 600 odha melaporkan bahwa 5% odha laki-laki dan 20% odha perempuan mengalami obesitas.
Walaupun terapi antiretroviral telah memperlihatkan hasil yang sangat baik dalam menurunkan angka infeksi oportunistik sehingga memperpanjang masa tanpa gejala dan memperbaiki kualitas hidup odha, wasting syndrome tetap menjadi masalah dalam penatalaksanaan HIV/AIDS.
Defisiensi Nutrisi
Masalah nutrisi pada odha dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme yang bekerja sendiri-sendiri atau saling mempengaruhi. Pada dasarnya, masalah nutrisi tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan yang akan diubah menjadi energi, serta kebutuhan energi untuk metabolisme tubuh.

Faktor penyebab timbulnya kondisi gizi yang buruk pada odha adalah:
  1. Penurunan asupan makanan
  2. Malabsorbsi gastrointestinal
  3. Peningkatan jumlah kebutuhan asupan makanan atau katabolisme jaringan akibat berbagai infeksi oportunistik yang biasa dialami odha, seperti TB, radang paru atau pnemonia, toksoplasma otal, sariawan karena infeksi jamur, dan sebagainya.
  4. Masalah kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar odha, dan masalah penyalahgunaan obat. 

Untuk diingat, pencegahan malnutrisi dilakukan dengan cara memberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein. Tapi pada kenyataannya protein dan serat—yang berasal dari sayuran dan buah-buahan—jarang terpenuhi dalam menu harian pasien HIV. Umumnya mereka masih mengutamakan konsumsi karbohidrat yang memang lebih cepat menimbulkan rasa kenyang dan kenyamanan sesaat.
Konsumsi nutrien yang tidak adekuat adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kondisi gizi yang buruk. Beberapa faktor dapat menyebabkan asupan makanan yang abnormal. Misalnya, inflamasi dan ulkus pada saluran pencernaan bagian atas (dari mulut hingga esofagus) dapat menyebabkan anoreksia akibat timbulnya rasa nyeri saat menelan atau nyeri perut saat makan. Sebuah studi melaporkan bahwa sekitar 70% dari saluran pencernaan bagian atas yang diperiksa dengan endoskopi menunjukkan gambaran histologi yang abnormal. Lesi ini dapat disebabkan karena iritasi oleh asam lambung atau infeksi, misalnya oleh jamur kandida, virus sitomegalo, atau virus herpes simpleks. Ulserasi di mukosa mulut akibat virus atau idiopatik juga sering terjadi sehingga menyebabkan nyeri sewaktu makan.
Penyakit pada pankreas dan saluran empedu juga menyebabkan mual-muntah dan nyeri perut, sehingga asupan makanan menjadi berkurang. Anoreksia primer, yang sering terjadi pada pasien kanker dan penyakit kanker lainnya, pada akhirnya juga dapat berkontribusi terhadap asupan makanan yang tidak adekuat.
Malabsorbsi dapat menyebabkan perubahan pada status gizi odha, sehingga meskipun makanan yang dimakan sudah mencukupi, namun tidak semua zat gizi dapat diserap oleh tubuh dengan efektif. Malabsorbsi dapat terjadi dengan atau tanpa diare. Penyebabnya multifaktorial, termasuk di antaranya adalah abnormalitas mukosa gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh infeksi HIV-nya sendiri, atau merupakan akibat sekunder dari infeksi usus oleh agen lain. Apabila malabsorbsi tersebut disertai dengan diare kronik, yang sering kali terjadi, maka jika tidak ditangani dengan baik dapat menjadi predisposisi terjadinya malnutrisi yang berat. Diare juga dapat merupakan efek samping dari obat-obatan, seperti beberapa obat antiretroviral dan antibiotika.
Beberapa peneliti telah melaporkan adanya gangguan absorbsi karbohidrat, protein, dan lemak pada odha, namun beratnya malabsorbsi ternyata tidak berhubungan dengan derajat malnutrisi. Malabsorbsi nutrien lain juga terjadi, seperti vitamin B12, asam folat, tiamin, seng, selenium, kalsium, dan magnesium. Juga dapat terjadi malabsobsi vitamin yang larut dalam lemak, terutama vitamin A dan D.
Peningkatan kebutuhan nutrisi dan laju katabolisme jaringan juga dialami oleh sebagian odha, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkannya adalah tingginya jumlah virus HIV dalam darah, infeksi sekunder, serta gejala konstitusional seperti demam dan keringat malam.
Infeksi virus kronik dapat berpengaruh terhadap penggunaan energi, dan dapat menjadi predisposisi terhadap infeksi sekunder yang akan mengubah pola penggunaan energi. Infeksi-infeksi tersebut dapat meningkatkan atau mengubah pola penggunaan energi yang efektif pada orang sehat menjadi abnormal. Oleh karena itu, pada odha peningkatan penggunaan energi terutama terkait dengan jumlah virus HIV di dalam darah serta adanya koinfeksi dan komorbiditas.
Nutrisi dan ARV
Obat antiretroviral yang diduga dapat menimbulkan masalah nutrisi terutama adalah golongan penghambat protease. Obat golongan penghambat protease yang selama ini beredar di Indonesia adalah nelvinafir, dan baru-baru ini telah beredar atanazavir (Reyataz®).
Pemberian obat antiretroviral golongan penghambat protease dapat menyebabkan akumulasi lemak tubuh yang abnormal (lipoatrofi dan lipodistrofi), resistensi insulin perifer, serta kenaikan kolesterol, trigliserida, dan glukosa darah. Distribusi lemak yang abnormal juga ditemui pada pasien yang mendapat terapi non-penghambat protease seperti golongan Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI), yaitu stavudin dan zidovudin. Lipodistrofi lebih banyak terjadi pada odha yang diberi stavudin (63%) dibandingkan zidovudin (18,75%). Sayangnya hingga saat ini, studi-studi yang meneliti mengenai efek obat antiretroviral terhadap peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler masih melaporkan hasil yang saling berlawanan.
Obat penghambat protease diduga dapat berinteraksi dengan beberapa protein sel yang terlibat pada metabolisme lipid karena adanya homologi asam amino parsial antara protein-protein tersebut dan HIV-1 protease. Obat golongan penghambat protease juga dapat berinteraksi dengan obat antihiperlipidemik golongan statin. Ritonavir, dapat meningkatkan kadar simvastatin serum sehingga dapat meningkatkan toksisitas yang terkait dengan statin seperti mialgia, rhabdomiolisis, gagal ginjal, dan kerusakan hati. Obat golongan penghambat protease sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan simvastatin dan lovastatin. Pravastatin adalah statin yang paling aman digunakan bersama dengan penghambat protease. Atorvastatin dan fluvastatin harus digunakan secara hati-hati dan dengan dosis yang lebih rendah bila diberikan bersama-sama dengan penghambat protease.
Karena penghambat protease dapat menyebabkan resistensi insulin dan peningkatan kadar glukosa darah, maka obat golongan ini dapat memperberat diabetes pada odha yang juga menderita diabetes mellitus. Seperti pengobatan diabetes mellitus pada umumnya, terapi non-medikamentosa seperti diet, olah raga, dan menurunkan berat badan sangat dianjurkan. Jika diperlukan dapat diberikan obat hipoglikemik oral.
Penatalaksanaan Diet
Karena orang dengan HIV/AIDS sering mengalami masalah nutrisi, maka sebaiknya mereka tidak berpantang makanan apapun, kecuali memang sangat diperlukan. Bahkan untuk odha yang mengalami malnutrisi, apalagi wasting syndrome, diberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein: susu, telur, daging, ikan, sangat dianjurkan.
Sebaiknya odha tidak perlu terlalu takut kelebihan kalori apalagi protein, karena odha sangat memerlukannya. Sebuah studi pada 871 odha perempuan melaporkan bahwa odha yang memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi akan lebih lambat mengalami kadar CD4 di bawah 200 sel/mm3—salah satu kriteria AIDS—dibandingkan odha dengan indeks massa tubuh yang lebih rendah. Selain itu, indeks massa tubuh yang tinggi atau kenaikan indeks massa tubuh selama perjalanan penyakit, ternyata berkaitan dengan lambatnya progresivitas HIV.
Untuk diketahui, rasa makanan sangat dipengaruhi oleh kadar lemak. Akibatnya jika pasien emikian juga odha yang mulai minum antiretroviral sebaiknya tidak pantang lemak. Kalau pasien hanya makan sedikit dan kebutuhan nutrisi tidak tercukupi, efek samping obat akan lebih berat dan kondisinya bisa semakin menurun. Karena itu pasien seperti ini justru memerlukan diet tinggi lemak dan tinggi protein. Namun sebaiknya hindari lemak untuk sementara waktu jika ada diare, karena justru akan memperberat masalah.
Saat ini untuk meningkatkan nafsu makan memang sudah tersedia beberapa jenis obat, misalnya siproheptadin. Namun obat ini tak banyak menolong pada odha. Berbeda halnya dengan obat megestrol acetat, dipasarkan dengan nama Tracetat atau Megace sirup atau tablet yang cepat sekali meningkatkan nafsu makan dan membuat pasien merasa lebih nyaman dan membuat banyak pasien merasa lebih nyaman dan merasa lebih enak. Perlu diketahui bahwa obat tersebut hanya mempertahankan, dan tidak menambah, massa otot.
Penggunaan megestrol acetat untuk pasien kanker dan odha telah disetujui sejak 10 tahun lalu oleh badan pengawasan obat dan makanan Amerika (FDA), dan telah menolong banyak orang. Sayangnya, harga obat ini masih cukup mahal, yakni sekitar 850 ribu hingga 1,2 juta rupiah. Seharusnya obat yang sudah cukup lama masa patennya ini kini bisa diperoleh dalam bentuk generik.

Yang menjadi pertanyaan sekarang: bagaimana dengan odha (dan pasien kanker) yang berasal dari kelompok ekonomi menengah-bawah bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya tanpa bantuan obat yang harganya di luar jangkauan mereka? Prinsipnya yang harus diingat adalah pasien tidak perlu kaya, tapi akses terhadap obat harus dibuka seluas-luasnya. Tapi seandainya masih ada hambatan, maka beberapa hal yang bisa dilakukan oleh keluarga adalah menyusun menu yang variatif setiap hari, yang disesuaikan dengan keinginan pasien. Harus diingat bahwa karena penyakitnya, tingkat kekebalan odha menurun atau lebih rendah dibanding non-odha. Karenanya yang terbaik adalah makan makanan yang dimasak sendiri di rumah karena kebersihannya relatif lebih baik. Jika sesekali ingin makan di luar, pilihlah makanan yang panas (nasi goreng yang langsung dimasak begitu dipesan, bakso, soto, dan sebagainya) serta hindari makanan pelengkap seperti aneka sambal atau acar. Sayuran harus diberikan dalam bentuk matang, bukan mentah (lalap), untuk menghindari masuknya kuman ke dalam tubuh.

Cara lain untuk menyiasati nafsu makan yang rendah atau mual adalah dengan menerapkan prinsip small-frequent feeding. Artinya jadwal makan pasien diberikan dalam 5 sampai 6 kali, tapi dalam porsi yang lebih kecil. Cara ini, meski mungkin sedikit merepotkan, juga mestinya bisa diterapkan di rumah sakit.
Karena odha seringkali mengalami defisiensi mikronutrien seperti vitamin B12, asam folat, tiamin, seng, selenium, kalsium, magnesium, serta vitamin yang larut dalam lemak, terutama vitamin A dan D, maka dapat diberikan suplemen untuk mengatasi kekurangan zat gizi yang terjadi.
Sebagai penutup, olahraga aman dilakukan oleh odha dan banyak manfaatnya. Latihan beban merupakan metode yang dapat secara langsung meningkatkan massa otot. Untuk odha yang mengalami wasting syndrome, olahraga dapat meningkatkan massa tubuh dan berat badan secara keseluruhan jika dikombinasikan dengan asupan makanan yang adekuat.

Pustaka:
Wanke CA, Silva M, Knox T, et al. “Weight loss and wasting remain common complications in individuals infected with Human Immunodeficiency Virus in the era of highly active antiretroviral therapy.” Clin Infect Dis, 2000; 31:803-5.
Abby H, Shevitz, Knox TA. “Nutrition in the era of highly active antiretroviral therapy.” Clin Infect Dis 2001;321:1769-75.

Menghitung Jumlah Keseluruhan Virus HIV dalam Tubuh

Cara ini tidak berlaku jika pasien dalam masa pengobatan kami,  kecuali virus yang berada di sstem peredaran darah.

Cara menghitung keseluruhan Virus HIV di dalam darah.berdasarkan BB dan Hasil Lab Viroload
Misal hasil Lab   Viraload 1.56 x 10^4  = 15.600
BB 60kg

Maka rumusannya sbb :
Laki-Laki =(((BB x 70) x 20) x Hasil VL)
Wanita      =(((BB x 65) x 20) x Hasil VL)

Jumlah Virus HIV di Sitem peredarah darah 2%
Rumurannya sbb

Laki-Laki =(((BB x 70) x 20) x Hasil VL)
Wanita      =(((BB x 65) x 20) x Hasil VL)

Jumlah Total Virus HIV di Sistem Linfatik dll 98%
Rumusannya sbb

Laki-Laki =((((BB x 70) x 20) x Hasil VL)/0.02)*98%
Wanita      =((((BB x 65) x 20) x Hasil VL)/0.02)*98%

Jumlah Total Virus HIV di Seluruh Tubuh 100%
Rumusannya sbb

Laki-Laki =(((BB x 70) x 20) x Hasil VL)/0.02
Wanita      =(((BB x 65) x 20) x Hasil VL)/0.02



Contoh Wanita BB 60 kg hasil VL 156.000

PEREMPUAN BB x 65ml
BB                                60
VL                     156,000
System Darah 2%       12,168,000,000
System Limfatik 98%     596,232,000,000
Total Virus di dalam Tubuh     608,400,000,000
Sungguh Jumlah Virus HIV yang sangat MENGERIKAN

Fungsi Sistem Limfatik


Pengertian Sistem limfatik dan Fungsinya

Sistem limfatik adalah jaringan berbentuk tabung di sepanjang tubuhnya yang mengalirkan cairan (disebut getah bening) dari jaringan dan bermuara kembali ke dalam aliran darah. 

Peran utama dari sistem limfatik termasuk mengelola tingkat cairan dalam tubuh, menyaring bakteri, dan jenis perumahan bagi sel darah putih. Getah disaring melalui limpa, timus dan kelenjar getah bening sebelum dikosongkan ke dalam darah.
Pengertian Sistem limfatik dan Fungsinya

Menjaga keseimbangan cairan

Pembuluh darah cenderung meresapkan cairan ke dalam jaringan di sekitarnya. Sistem limfatik mengalirkan lepas cairan ekstra untuk menghentikan jaringan dari mengisap naik. Kaki khususnya rentan terhadap bengkak.

Pembuluh limfatik

Pembuluh limfatik berselang-seling diseluruh tubuh, kecuali untuk sistem saraf pusat. Beberapa pembuluh limfatik memiliki katup (mirip dengan katup dalam pembuluh darah), yang menghentikan getah bening dari berjalan kembali dengan cara yang salah.

Limpa

Limpa adalah di dalam perut, tepat di bawah diafragma. Ini adalah salah satu organ penyaringan darah. Serta menghilangkan mikroba, limpa juga menghancurkan sel-sel darah merah tua atau rusak.

Timus

Timus adalah di dalam tulang rusuk, tepat di belakang tulang dada. Ini adalah organ penyaringan lain darah, yang berisi banyak sel darah putih yang disebut limfosit.

Kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening ditemukan di berbagai titik di sekitar tubuh, termasuk tenggorokan, ketiak, dada, perut dan pangkal paha. Semua terletak dekat dengan arteri. Bakteri dijemput dari jaringan oleh getah bening terjebak dalam kelenjar getah bening. Sel darah putih yang disebut limfosit kemudian dapat menyerang dan membunuh bakteri. Inilah sebabnya mengapa kelenjar getah bening Anda cenderung membengkak jika Anda mengalami infeksi. Virus dan sel-sel kanker juga terjebak oleh kelenjar getah bening.

Masalah umum

Beberapa masalah umum dari sistem limfatik meliputi:
  1. Demam kelenjar – gejala termasuk kelenjar getah bening lembut
  2. Penyakit Hodgkin – jenis kanker dari sistem limfatik
  3. Edema – bengkak akibat terlalu banyak cairan di jaringan
  4. Tonsilitis – infeksi amandel di tenggorokan.

Hal yang perlu diingat

  1. Sistem limfatik mempertahankan tingkat cairan dalam tubuh.
  2. Bakteri dan mikroba lainnya diambil oleh getah bening dan dikirim ke kelenjar getah bening untuk kehancuran.
  3. Limpa dan timus adalah organ yang menyaring darah.

Ringkasan

Sistem limfatik adalah serangkaian pembuluh di seluruh tubuh yang mengalirkan cairan dari jaringan. Bakteri dan mikroba lainnya akan dijemput di cairan limfatik dan terperangkap di dalam kelenjar getah bening, di mana mereka bisa diserang dan dihancurkan oleh sel darah putih. Masalah umum dari sistem limfatik meliputi demam kelenjar, penyakit Hodgkin, edema (pembengkakan) dan tonsilitis.

Bahaya menyebarkan virus hiv karena DENDAM

Gadis 19 Tahun Ini Tularkan HIV AIDS Pada 300 Orang

Dendam membuat gadis ini tularkan HIV AIDS
Gadis ini mengaku telah tularkan AIDS pada lebih dari 300 orang
Gadis ini mengaku telah tularkan AIDS pada lebih dari 300 orang via www.1688.com.au
Sebuah kabar yang mengejutkan datang dari belahan bumi Afrika, tepatnya di negara Kenya. Di sana terungkap ada seorang gadis yang membalas dendam dan menularkan HIV AIDS pada lebih dari 300 pria.

Menurut Kenyan Daily Post, gadis yang tidak mau disebutkan namanya ini mengaku melakukannya karena dendam. Cerita berawal dari kepergiannya untuk clubbing bersama temannya. Dia mabuk saat clubbing, dan salah seorang temannya telah menyetubuhinya tanpa menggunakan kondom.

Setelah menyadari apa yang telah terjadi padanya, dia berniat untuk bunuh diri karena dibayangi rasa takut jika dia hamil atau kemungkinan untuk mengidap HIV AIDS. Ketakutannya terbukti, tak lama berselang dia divonis positif HIV AIDS.

Aku berubah, aku ingin membalas dendam pada para pria, dan tujuanku adalah untuk menularkan virus ini sebanyak – banyaknya pada mereka,” ungkapnya.

Sejauh ini “korban” dari gadis yang masih berusia 19 tahun ini berjumlah 324 orang. 156 diantara adalah mahasiswa di Universitas Kabarak, tempatnya kuliah. Lainnya tersebar dari dosen, pengacara, politisi hingga selebritis. Diapun menambahkan bahwa targetnya adalah untuk menginfeksi 2.000 laki – laki di Afrika Timur.

“Tiada satupun hari tanpa aku berhubungan intim, seringnya aku melakukannya 4 kali per hari,” tutupnya.
Artikel yang membuat hati miris ini terinspirasi dari BlackNews. Artikel asilinya bisa dilihat disini.

9 Jenis VIRUS HERPES



Sembilan Jenis Virus Herpes Ditemukan pada Manusia
Virus herpes siapapun bisa tertular, terutama penderita HIV.
Beberapa virus herpes dikategorikan sebagai penyakit menular seksual dan penyebarannya pun melalui hubungan seksual.

Dari sekian banyak virus herpes, ada sekitar sembilan jenis virus yang ditemukan berada dalam tubuh manusia, jenis virus herpes tersebut diantaranya adalah:

1.Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1)
Gambar Sembilan Jenis Virus Herpes Ditemukan pada ManusiaDemam, benjolan berisi cairan yang kemudian melepuh yang sering terdapat di wajah, mulut dan bibir merupakan gejala yang paling umum dari penyakit sering terjadi pada pria homoseksual dan para penderita AIDS
Dari sekian banyak virus herpes, ada sekitar sembilan jenis virus yang ditemukan berada dalam tubuh manusia, jenis virus herpes tersebut diantaranya adalah:
HSV-1. Penyakit ini juga dikenal sebagai Human Herpes Virus-1 (HHV-1).
Sebagian besar infeksi yang diakibatkan virus ini terjadi selama dua tahun yang awalnya virus setelah masuk ke dalam tubuh, kemudian menetap/bersembunyi di penghalang kulit yang ada di sekitar mulut atau di organ tubuh lainnya.
Bagi sebagian orang HSV-1 sering dianggap sebagai virus penyebab sakit panas dingin (demam) dan HSV-2 yang sering dianggap sebagai virus penyebab herpes genital. Karena hal itu, seringkali orang salah membedakan kedua virus tersebut. Para peneliti mendokumentasikan dalam literatur medis, meskipun belum dipublikasikan secara luas, bahwa HSV-1 setelah masuk ke dalam tubuh menyebabkan sakit panas dingin. Setelah panas dingin hilang, virus dengan mudah berpindah melalui kontak fisik barik oral maupun genital, yang kemudian menginfeksi herpes genital pada orang lain.

Selain menyebabkan luka yang terasa dingin dan mungkin bisa juga menyebar ke daerah genital, HSV-1 juga bisa menjadi penyebab penyakit saraf yang serius seperti penyakit Alzheimer, kelainan saraf wajah dan kelainan saraf. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa co-infeksi oleh HSV-1 dan HIV (human immunodeficiency virus) dapat meningkatkan aktivitas dari kedua virus pada pasien yang memiliki AIDS. Saat ini HSV-1 telah menginfeksi setidaknya 50% dari seluruh penduduk dunia.

2. Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2)
Herpes simplex virus atau disebut juga dengan Human Herpes Virus-2 (HHV-2). HSV-2 ini adalah penyebab penyakit herpes genital, yang diklasifikasikan sebagai penyakit menular seksual. HSV-2 menjadi sebuah epidemi pada tahun 1980-an dan 1990-an, sebagian besar karena peningkatan seks yang tidak aman diantara para remaja. Menurut klasifikasinya  HSV-2 dan HSV-1 seringkali tidak bisa dibedakan kecuali dari gejala klinisnya yang berbeda. Namun, perbedaan ini sering tidak konsisten, karena kedua jenis virus herpes simpleks ini dapat menyebabkan lesi di mulut dan alat kelamin.
3. Herpes zoster virus (HZV)
Herpes zoster virus atau disebut juga dengan Varicella zoster virus (VZV) dan Human Herpes Virus-3 (HHV-3) adalah penyakit cacar air yang disebabkan oleh infeksi pada pertama kali dari HZV. Ketika virus ini masuk kembali kepada tubuh yang pernah terkena virus HZV, maka hal itu menyebabkan penyakit herpes zoster. Karena semakin penduduk dunia semain meningkat, semakin banyak juga orang yang menderita serangan herpetik neuralgia (nyeri saraf) sebagai akibat dari penyakit herpes zoster. Virus herpes jenis ini merupakan virus yang paling menular dibanding dengan jenis virus herpes lainnya. Populasi yang terinfeksi virus ini lebih besar sekitar 90% dibanding jenis virus herpes yang lain. HZV juga menjadi penyebab penyakit autoimun yang disebut lupus. Selain itu, saat ini wabah HZV menjadi indikator awal bahwa seseorang terinfeksi HIV.
4. Epstein-Barr virus (EBV)
Epstein-Barr virus atau disebut juga dengan Human Herpes Virus-4 (HHV-4) adalah penyebab utama dari infeksi mononukleosis. EBV juga bisa menjadi penyebab utama dalam penyakit sindrom kelelahan kronis dan gangguan lain dari sistem kekebalan tubuh. Selain itu, EBV juga telah dikaitkan dengan penyakit lupus, limfoma, kanker dan lain sebagainya. Saat ini EBV dianggap cukup merusak dan dapat menyebabkan mutasi genetik dalam tubuh.
5. Cytomegalovirus (CMV)
Cytomegalovirus  atau disebut juga  dengan Human Herpes Virus-5 (HHV-5) adalah virus yang dapat menyebabkan mononucleosis dan hepatitis serta masuk dalam kategori penyakit menular seksual. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa CMV memiliki peran dalam hubungannya dengan jenis virus lain dan menyebabkan timbulnya gen kanker.
Selain kelima jenis HHV diatas, ada juga jenis lainnya seperti dibawah ini:
6. Human Herpes Virus-6

7. Human Herpes Virus-7

8. Human Herpes Virus-8

9. Human Herpes Virus-9

Semua HHVs di atas berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, terutama penyakit AIDS. HHV-8 yang disebut dengan sarkoma kaposi terkait virus herpes manusia (KSHV), yang menyebabkan penyakit kanker kulit dan paling sering terjadi pada penderita AIDS.

Penemuan terbaru menunjukkan bahwa ada lebih banyak lagi virus herpes yang akan ditemukan terutama pada penderita AIDS. Virus herpes ini kemungkian besar akan berkembang setiap tahunnya. HHV-6 dan HHV-7 ditemukan pada sekitar 90% dari populasi dunia, pada kedua virus tersebut termasuk baru ditemukan, namun sudah menyebar pada populasi dunia.

16 Tanda yang menunjukkan Orang terinfeksi HIV

Tanda dan Gejala Virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) hingga kini belum bisa diobati, penderitanya hanya diberikan obat-obat penguat tubuh. Orang yang berisiko terkena HIV adalah jika sering melakukan seks tanpa pengaman dengan lebih dari satu pasangan atau menggunakan obat-obat terlarang dengan suntikan.


"Pada tahap awal infeksi HIV, gejala yang paling umum pun tidak ada," kata Michael Horberg, MD, direktur HIV/AIDS di Kaiser Permanente, Oakland, California seperti yang dikutip dari Health.

Karena gejala awalnya tidak ada, orang-orang yang berisiko tersebut kadang tidak tahu tubuhnya sudah dimasuki virus HIV. Dalam 1 atau 2 bulan virus HIV memasuki tubuh. Sebesar 40 hingga 90 persen dari orang mengalami gejala seperti flu dapat dikenal sebagai sindrom retroviral akut (ARS). Tetapi kadang-kadang gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun bahkan beberapa dekade setelah infeksi.

Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain:

1. Demam
Salah satu tanda-tanda pertama ARS adalah demam ringan, sampai sekitar 39 derajat C (102 derajat F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening, dan sakit tenggorokan.

"Pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga akan ada reaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh," kata Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York.

2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan dari HIV.

3. Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening.

Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha leher ketiak, dan lain-lain.

4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
"Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat merupakan ARS," kata Dr. Horberg. Jika memiliki risiko tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling menular pada tahap awal.

5. Ruam kulit
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS.

6. Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.

"Diare yang tak henti-hentinya dan tidak merespon obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik," kata Dr. Horberg.

7. Penurunan berat badan
"Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun," kata Dr. Malvestutto.

8. Batuk kering
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.

9. Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. "Ada banyak infeksi oportunistik yang berbeda dan masing-masing dapat datang dengan waktu yang berbeda," kata Dr. Malvestutto.

Pneumonia merupakan salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.

10. Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV, kata Dr. Malvestutto. Keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.

11. Perubahan pada kuku
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti membelah, penebalan dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida.

"Pasien dengan sistem kekebalan yang menurun akan lebih rentan terhadap infeksi jamur," kata Dr. Malvestutto.

12. Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. "Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita.

"Candida cenderung muncul di rongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan," kata Dr. Malvestutto.

13. Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensia terkait HIV, yang biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung.

Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik seperti, menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi, dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus seperti menulis dengan tangan.

14. Herpes mulut dan herpes kelamin
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV.

Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.

15. Kesemutan dan kelemahan
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. "Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf," kata Dr. Malvestutto.

Gejala tersebut dapat diobati dengan obat-obatan penghilang rasa sakit yang dijual bebas dan antikejang seperti gabapentin.

16. Ketidakteraturan menstruasi
Penyakit HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV.

Infeksi HIV juga telah dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48 tahun bagi perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak terinfeksi sekitar usia 49-51 tahun.

di copy dari sumber :  https://www.facebook.com/notes/88db-bugar-indonesia/16-tanda-yang-menunjukkan-orang-terinfeksi-hiv/273916305980245

MAKANAN YANG TEPAT UNTUK HIV AIDS



Nutrisi yang tepat untuk ODHA.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dasar untuk mempersiapkan makanan bagi penderita HIV-positif:

  • Konsumsi diet tinggi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
  • Pilihlah makanan rendah lemak sebagai sumber protein. 
  • Kurangi gula, minuman ringan dan makanan mengandung gula.




Untuk mempertahankan berat badan namun tanpa menambah lemak, maka seorang penderita HIV-positif perlu meningkatkan jumlah kalori. Perhitungannya adalah seagai berikut :

  • Konsumsi 17 kalori per pon berat tubuh untuk  mempertahankan berat badan.
  • Konsumsi 20 kalori per pon berat tubuh jika mengalami infeksi.
  • Konsumsi 25 kalori per pon berat tubuh jika berat tubuh menurun.

Protein membantu membangun otot, organ dan sistem kekebalan tubuh. Untuk itu jika penderita adalah seorang pria, dia membutuhkan 100-150 gram protein setiap harinya, sedangkan jika wanita butuh 80-100 gram perhari. Namun jika penderita HIV/AIDS mengalami masalah dengan ginjalnya, dia harus mengurangi 15%-20% dari jumlah protein yang dikonsumsinya.


Untuk karbohidrat, penderita HIV/AIDS perlu mendapatkan jumlah yang tepat. Setiap hari disarankan untuk mengkonsumsi lima sampai enam porsi (sekitar 3 cangkir) buah dan sayuran. Pilihlah kacang-kacangan dan biji-bijian seperti beras merah dan quinoa. Jika tidak memiliki alergi bisa mengkonsumsi gandum utuh atau barley. Untuk yang menderita diabetes, maka sebagian besar karbohidrat disarankan berasal dari sayuran.


Lemak yang baik dapat memberikan energi ekstra yang dibutuhkan tubuh. Daparkan 30% kalori harian yang dibutuhkan tubuh dari lemak. 
10 % diantaranya bisa diambil dari lemak tak jenuh tunggal yang bisa di dapat dari kacang-kacangan, alpukat, ikan, canola dan minyak zaitun. 
10 % lagi adalah lemak tak jenuh ganda yang berasal dari ikan, walnut, biji rami, jagung, bunga matahari kedelai dan minyak safflower. Sedangkan 
10% sisanya Anda bisa dapatkan dari daging berlemak, unggas, mentega, makanan mengandung susu, kelapa dan juga minyak kelapa.


Selain itu penderita HIV-positif perlu mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Berikut adalah vitamin yang dibutuhkan dan sumber makanan yang mengandung vitamin tersebut :

  • Vitamin A dan beta-karoten: hijau tua, kuning, sayuran berwarna oranye, atau merah dan buah, hati, telur utuh, susu
  • Vitamin B: daging, ikan, ayam, biji-bijian, kacang-kacangan, kacang putih, alpukat, brokoli, dan sayuran berdaun hijau
  • Vitamin C: buah jeruk
  • Vitamin E: sayuran berdaun hijau, kacang, dan minyak nabati
  • Selenium: biji-bijian, kacang-kacangan, unggas, ikan, telur, dan selai kacang
  • Zinc: produk susu daging, unggas, ikan, kacang-kacangan, kacang, dan susu, dan lainnya

Mungkin sulit untuk mendapatkan semua vitamin yang dibutuhkan tubuh, untuk itu perlu dibicarakan dengan dokter untuk diberikan rekomendasi suplemen multivitamin yang tepat.

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009