“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)
Rasulullah ﷺ
“Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah”

HUBUNGAN PENGOBATAN ALTERNATIF DAN PENGOBATAN MEDIS ODHA

Mohammad Kurniawan

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pihak medis atau dokter mampu menyelamatkan lebih dari 3 juta nyawa di dunia pada tahun 2025 jika menawarkan obat AIDS kepada pengidap HIV lebih cepat, segera setelah mereka diketahui positif mengidap virus mematikan itu. Hal ini tentu memberikan harapan yang lebih nyata terhadap pengobatan HIV/AIDS dari pada pengobatan alternatif yang banyak ditawarkan kepada masyarakat di Indonesia oleh pihak tertentu. Namun patut disayangkan pengobatan alternatif tersebut masih menggunakan sebuah metode yang tanpa didasari penelitian mengenai efektifitas terhadap penyembuhan pada penderita HIV/AIDS atau bisa kita sebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) terlebih dahulu. Bisa dibayangkan jika itu terjadi maka selain membuang-buang waktu dan biaya dengan sesuatu yang tidak bisa dipercaya tanpa didasari dengan penelitian juga dapat membahayakan nyawa dari penderita karena penanganan yang tidak tepat.


Satu-satunya obat yang saat ini dipercaya sebagai obat dari HIV/AIDS adalah Obat antiretroviral (ARV) yang telah dikenal luas sebagai obat yang dapat menghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS. Obat ini memang tidak menyembuhkan, tetapi setidaknya dapat memperpanjang harapan hidup penderita dan tetap bisa beraktivitas normalnya tanpa digerogoti kondisi sakitnya. Di Indonesia kita kenal 2 jenis regimen terapi ARV yang sering kita kenal dengan Terapi Lini Pertama dan terapi Lini Dua. Standar dalam menjalani pengobatan setidaknya menggunakan 3 jenis obat dari 2 golongan obat yang berbeda, Pengobatan dengan menggunakan 3 jenis obat sering sekali disebut dengan HAART (Highly Active Antiretroviral Therapy). Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk menekan replikasi HIV dalam tubuh manusia. ARV sangat efektif untuk menekan angka kematian dan kesakitan pada orang dengan HIV sehingga dengan mengkonsumsi ARV dengan benar maka dapat meningkatkan kualitas hidup Orang dengan HIV. ARV di Indonesia sudah ada sejak tahun 2006. Obat-obatan antiretroviral ini mendapatkan subsidi dari pemerintah, sehingga ODHA tidak perlu membayar untuk mendapatkannya. Obat ini sendiri sejak tahun 2006 telah mampu diproduksi di dalam negeri dalam bentuk generik. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa jenis obat ARV yang telah mampu diproduksi di dalam negeri masih sangat terbatas dan untuk beberapa jenis lainnya masih dimport. Hasil dari program obat ARV bersubsidi ini adadalah menurunya angka kematian akibat HIV di Indoenesia. Jika semula angka kematian di Indonesia dapat mencapai 42 persen, maka belakangan angka kematian akibat HIV dapat ditekan menjadi di bawah 5 persen. Angka kematian ini masih dapat ditekan lagi sekiranya HIV ditemukan lebih dini dan ODHA cepat mengkonsumi ARV. Beberapa terapi pendukung lainnya yang memang penting dalam membantu meningkatkan derajat kesehatan ODHA khususnya adalah suplemen-suplemen yang bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh manusia. 


Saat ini penelitian mengenai obat yang benar-benar dapat menyembuhkan ODHA telah banyak dilakukan diberbagai penjuru dunia tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berjalan dengan pesat membuat penelitian untuk pengobatan HIV/AIDS semakin beragam, bahkan banyak yang sudah mengklaim telah menemukan obat untuk penyakit ini. Salah satu contoh penelitian yang ada di Indonesia adalah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Perlebahan Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga (LPT Unair), Surabaya yang melakukan uji klinis dengan menggabungkan terapi propolis atau air liur dan racun lebah dilakukan secara simultan dengan ARV. Rusia oleh Ilmuwan dari Vector Institute, Novosibirsk, Rusia, juga mengklaim telah menemukan pengobatan potensial untuk HIV/AIDS (human immunodeficiency virus/acquired immune deficiency syndrome). Pengobatan ini ada pada jamur yang disebut Chaga. Dalam riset yang dilakukan, para ilmuwan memilih 82 jenis dari 33 tipe jamur yang tumbuh di barat daya Siberia. Hasilnya, jamur Chaga menunjukkan spektrum paling luas sebagai antiretroviral. Denmark, Amerika, dan Nigeria masing-masing juga telah mengklaim telah menemukan titik terang mengenai obat yang bisa digunakan untuk pengobatan penyakit HIV/AIDS hingga benar-benar sembuh. Jika klaim yang para peneliti sebutkan tersebut nyata dan berhasil maka akan menjadi sebuah pencapaian besar dalam penanggulangan wabah penyakit ini. 


Dunia pengobatan alternatif HIV/AIDS yang ada di Indonesia juga tidak kalah dengan pencapaian dunia medis dan boleh dibilang cukup berani menjanjikan kesembuhan bagi para penderita penyakit ini. Mengingat untuk para ilmuan yang ahli dan menggunakan teknologi canggih saja masih dipertanyakan dan perlu pembuktian mengenai efektifitas temuanya. Menjadi sebuah tanda tanya karena pengobatan alternatif yang selama ini beredar di Indonesia sudah berani menjanjikan kesembuhan bagi ODHA. Boleh percaya atau tidak, Namun perlu diingat bahwa jika ingin melakukan pengobatan alternatif harus dengan pertimbangan yang cukup, dan jangan hanya memperhatikan aspek karena sudah bosan dalam menjalani pengobatan menggunakan ARV dan tergiur janji akan kesembuhan yang ditawarkan dengan segera, namun keamanan dan metode penyembuhan juga harus kita perhatikan. Satu cara yang lebih bijak adalah dengan mengkonsultasikan rencana ini dengan dokter terlebih dahulu. Pengobatan alternatif umumnya adalah dengan metode pengobatan herbal, dari segi efek samping umumnya memang akan menimbulkan efek yang lebih aman dari pada pengobatan dengan menggunakan ARV seperti yang diresepkan oleh dokter. Tapi dalam kasus terharap ODHA akan riskan jika saat dalam pengobatan secara medis kemudian secara sepihak beralih menuju pengobatan alternatif tanpa sepengetahuan dokter yang menangani dan berhenti mengkonsumsi ARV, maka justru akan sangat membahayakan ODHA. Tanpa mengonsumsi ARV, semua ODHA cepat atau lambat akan memburuk kesehatannya dan kemungkinan terburuknya adalah meninggal. Atau jika ODHA yang ingin mengganti sementara waktu pengobatan dengan ARV ke obat-obat herbal juga berbahaya karena beresiko menimbulkan efek resistensi atau pengebalan ARV terhadap virus HIV untuk pemakaian selanjutnya. Artinya, tindakan beralih dari pengobatan medis ke pengobatan tradisional hanya akan membahayakan ODHA, sebab manfaat ARV adalah penting karena dapat menjaga kesehatan, dan memperbaiki kualitas hidup ODHA, namun memang ada efek samping yang akan dirasakan tetapi bisa ditanggulangi dengan baik. 


Bahan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan alternatif yang selama ini banyak diketahui salah satunya adalah bersumber dari hewan tokek. Sebuah tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina (2008), menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor. Namun untuk pengobatan HIV/AIDS, sampai saat ini belum ada riset untuk membuktikan efektifitasnya. Bagaimana mengenai buah manggis yang dikenal memiliki antioksidan paling tinggi dari buah yang lain, atau buah merah atau mahkota dewa yang terkenal sangat berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit? Jawabanya adalah sama saja, karena ARV memang harus terus dilanjutkan Untuk terapi pengobatan HIV/AIDS. Belum ada yang dapat membuktikan secara klinis efek dari obat-obat tersebut yang diklaim dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit HIV/AIDS. Posisi yang lebih tepat untuk pengobatan alternatif menggunakan herbal adalah pengobatan tambahan (suportif), Artinya, ARV wajib terus dikonsumsi jangka panjang dan boleh ditambah obat alternatif sebagai suplemen untuk membantu menjaga dan meningkatkan kesehatan ODHA. 


Kondisi yang menyebabkan ODHA ingin beralih dari pengobatan medis ke alternative bisa disebabkan karena ODHA bosan sudah sekian lama meminum ARV beserta efek samping yang ditimbulkan namun tak kunjung sembuh. Untuk efek samping tentu sudah disiapkan antisipasinya oleh dokter dengan menambahkan beberapa obat lain seperti obat pusing, mual atau vitamin. Namun untuk menghadapi bosan karena sudah begitu lama mengkonsumsi ARV adalah masalah yang terlihat sepele namun bisa mengakibatkan sesuatu yang serius. Tips Untuk ODHA dan keluarga atau kerabat ODHA agar tidak bosan atau jenuh mengkonsumsi ARV adalah sebagai berikut : 
  • Untuk keluarga dan kerabat agar selalu memberikan motivasi dan semangat secara berkala dan tak kenal bosan, karena dukungan dan perhatian dari keluarga atau kerabat akan sangat bermanfaat bagi psikis ODHA dalam keaseharianya dan selanjutnya agar mereka tidak merasa dikucilkan.
  • Untuk keluarga dan kerabat cobalah sekali waktu mengajaknya untuk melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat seperti kegiatan amal mengenai penyakit HIV/AIDS agar menumbuhkan motivasi dan perasaan lebih baik yang selanjutnya akan memicu semangat untuk bisa sembuh dan membantu orang lain yang memiliki keluhan yang sama agar tak patah semangat. Tentu dengan melihat kondisi ODHA bersangkutan.
  • Untuk ODHA, Tetap jalani hidup dengan bahagia. menderita salah satu penyakit yang paling mematikan didunia memang tidak akan menyenangkan bagi siapapun, tapi cobalah untuk berbahagia, pikirkan mengenai hikmah dan sesuatu untuk direnungkan tentang apa yang sedang berjalan sekarang, bersyukurlah walau mungkin ada perasaan kecewa. perlu diingat bahwa penderita ODHA diseluruh dunia merasakan hal yang sama, bahkan ada yang lebih buruk, jangan sia-siakan hidup, selama masih bernafas akan ada banyak kesempatan dan kebahagiaan yang bisa diraih.
Dari uraian diatas bisa disimpulkan pengguaan ARV dapat digunakan bersamaan dengan media pengobatan alternatif berupa obat-obatan herbal maka dengan demikian peluang untuk meningkatkan dan memelihara derajat dan kualitas hidup ODHA akan lebih besar. Kemudian mengingat obat yang pasti dapat menyingkirkan atau membunuh Virus HIV masih dalam tahap wacana sudah ditemukan maka tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan melaksanakan prosedur yang sudah ada yaitu dengan mengkonsumsi ARV untuk mencegah penyebarluasan virus HIV dalam tubuh. Pengobatan alternatif sepenuhnya belum bisa dipercaya sebagai pengobatan yang bisa menyembuhkan ODHA. Karena belum ada penelitian mengenai efektifitas metode yang dilakukan, pengobatan alternatif berupa penggunaan obat-obat herbal hanya bersifat terapi tambahan. Penaganan ODHA akan lebih baik jika dilaksanakan dengan cepat setelah diketahui sudah terinfeksi virus HIV, karena akan secepatnya di terapi menggunakan obat-obatan retroviral untuk menekan pertumbuhan virus HIV. Bagi ODHA dan keluarga atau kerabat ODHA memberikan semangat dan dorongan moral akan berperan banyak dalam upaya pegobatan HIV/AIDS.

Komentar Tabib Masrukhi : 
Hubungan itu ada benarnya, namun alternatif tergantung metode dan bahan herbal yang di gunakan agar penyakit HIV benar benar sembuh.Tidak asal meningkatkan stamina tubuh jika pengobatan alternatif hanya untuk meningkatkan daya tahan tubuh tentu tidak perlu biaya mahal. anda bisa mendapatkan dengan meniran / sambiloto dll tidak perlu mahal. karena itu odha pandai pandailah memilih memilah pengobatan alternatif.


Daftar pustaka :


  1. Anonym. (2013) khasiat tokek untuk kesehatan. Available from: http://www.tipscaraterbaik.com/khasiat-tokek-untuk-kesehatan.html, accessed 10 November 2013.
  2. Anonym. (2013) panduan baru dalam pengobatan HIV. Available from: http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/06/130630_aids_acuan_baru_kesehatan.shtml. accessed 10 November 2013.
  3. Anonym.(2012) Terapi ARV Lini 1 dan 2, available from: http://www.odhaberhaksehat.org/2012/terapi-arv-lini-1-dan-2/, accessed 10 november 2013.
  4. Anonym. (2013) Unair Temukan Obat HIV/AIDS dari Air Liur dan Racun Lebah. available from: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/05/28/mni5yb-unair-temukan-obat-hivaids-dari-air-liur-dan-racun-lebah, accessed 10 November 2013.
  5. Bararah, V.F. (2012) 3 Orang Penderita HIV AIDS Bisa Sembuh, available at http://health.detik.com/read/2012/08/03/161839/1982694/763/3-orang-penderita-hiv-aids-bisa-sembuh, accessed 10 November 2013.
  6. Djauzi.s.(2013) obat herbal untuk hiv?. available at http://sains.kompas.com/read/2013/02/24/05063919/Obat.Herbal.untuk.HIV., accessed 10 November 2013
  7. Sartika.K. (2013) Obat HIV/AIDS telah ditemukan?. Available from: http://www.tabloidbintang.com/extra/fenomena/66873-obat-hiv-aids-telah-ditemukan.html, accessed 10 November

0 comments:

Posting Komentar

Berbagi pengalaman suport karena Allah

Disclaimer :

Untuk Hasil Sembuh Fungsional Permanen Umumnya di butuhkan pengobatan selama 3-6 bulan pengobatan. Faktor kondisi tubuh seseorang dan suport keluarga sangat berpengaruh terhadap reaksi kesembuhan. Simpanlah alamat & nomor HP kami 082332222009